Identifikasi Karbohidrat 2
Reaksi fenilhidrazin (pembentukan osazon)
Osazon terbentuk ketika karbohidat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas bereaksi dengan fenilhidrazin. Osazon adalah senyawa yang tidak larut dalam air dan membentuk kristal. Kristal yang dihasilkan ini memiliki bentuk yang spesisfik sesuai dengan jenis karbohidratnya.
Oleh karena itu pembentukan osazon menjadi begitu penting karena selain dapat digunakan mengidentifikasi karbohidrat, juga bisa digunakan untukmembedakan beberapa karbohidrat dengan mengidentifikasi konfigurasi strukturalnya.
Glukosa dan fruktosa memberikan osazon yang sama karena kedua monosakarida tersebut memiliki gugus H dan OH yang terletak pada atom C yang sama yaitu atom C ke 3, 4 dan 5. Manosa tidak membentuk osazon melainkan membentuk fenilhidrazon yang tidak larut.
Semua disakarida kecuali sukrosa tidak membentuk osazon.
Berikut reaksi pembentukan osazon :
Reaksi Tauber
Reaksi Tauber digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat pentosa. Reagen Tauber berisi larutan 4 % benzidin dalam asam asetat glacial. Ketika dalam zat mengandung pentosa dan direaksikan dengan reagen Tauber, maka pentosanya akan terhidrolisis oleh asam asetat galsial menjadi senyawa furfural.
Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan benzidin membentuk kompleks senyawa berwarna merah anggur.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. Pentosa (arabinosa) + CH3COOH glacial ==> furfural + 3H2O
∆
2. Furfural + benzidin ==> senyawa kompleks yang berwarna merah anggur
Reaksi hidrolisis sukrosa
Sukrosa jika dihidrolisis menggunakan asam dan kemudian dipanaskan akan menghasilkan dua buah molekul monosakarida. Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa disakarida adalah gabungan dari dua buah monosakarida.
Untuk melakukannya, dibutuhkan dua buah tabung reaksi. Didalam tabung reaksi ini masing-masing dimasukkan sukrosa. Kemudian dalam kedua tabung dimasukkan HCl, reagen Bennedict dan timol biru. HCl berfungsi sebagai penghidrolisis sukrosa sedangkan timol birunya berfungsi sebagai indicator.
Reagen Bennedict berfungsi sebagai penanda putusnya ikatan monosakarida dalam sukrosa. Sukrosa akan dihidrolisis menjadi fruktosa dan glukosa dimana glukosa akan bereaksi positif menghasilkan endapan merah bata. Artinya jika ada endapan merah bata maka sukrosanya telah terhidrolisis.
Tabung I akan dipanaskaskan sedangkan tabung II tidak. Tabung yang dipanaskan akan terjadi reaksi hidrolisis sukrosa sementara tabung dua tidak. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa pada tabung I akan terbentuk endapan merah bata yang menandai telah putusnya ikatan diantara fruktosa dan glukosa yang membentuk disakarida.
Reaksi pengendapan
Untuk mengidentifikasi adanya amilum dalam suatu zat, kita bisa menggunakan reaksi pengendapan. Dalam zat akan ditambahkan ammonium sulfat jenuh ((NH4)2SO4) yang mempunytai kemampuan mengikat air.
Jika ada amilum dalam zat tersebut, maka kelarutannya akan berkurang dan akhirnya mengendap. Larutan amilum dan ammonium sulfat jenuh yang dipanaskan akan menghasilkan endapan berwarna putih.
Metode ini juga bisa digunakan untuk memisahkan amilum dari larutan. Amilum yang mengendap ada dalam jumlah yang banyak, sedangkan filtratnya hanya mengandung sedikit amilum. Dengan menyaring, kita bisa mendapatkan amilum padat. Sementara amilum yang masih ada dalam flitrat dapat kita endapkan terus melalui cara diatas sampai amilumnya habis. Hal ini bisa ditandai dengan tidak terbentuknya warna biru jika filtratrnya ditetesi iod.
Reaksi hidrolisis gom arab (gummi Arabicum)
Gom arab adalah salah satu produk getah (resin) yang dihasilkan dari tanaman polog-polongan. Jika dihidrolisis, gom arab akan dipecah menjadi arabinosa (gula pentosa).
Sama dengan karbohidrat lain, untuk menghidrolisis gom arab digunakan HCl dan dilakukan pemanasan. Setelah beberapa saat pemanasan, kita akan menghentikan proses hidrolisis yaitu dengan caramendinginkannya dan menambah NaOH agar suasana larutan menjadi netral.
Gula pentosa (arbinosa) yang dihasilkan dari proses hidrolisis akan bereaksi positif dengan reagen Tauber menghasilkan larutan berwarna merah. Selain itu arabinosa juga akan menghasilkan endapat merah bata yang menandai bahwa ia adalah gula pereduksi (yang memiliki gugus karbonil bebas).
Sumber :
1.Bahan ajar biokimia, poltekes bengkulu, 2011
2. Pengantar biokimia, fungsi dan struktur. Togu gultom,2001 . Fakultas pendidikan Kimia . UNY
Osazon terbentuk ketika karbohidat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas bereaksi dengan fenilhidrazin. Osazon adalah senyawa yang tidak larut dalam air dan membentuk kristal. Kristal yang dihasilkan ini memiliki bentuk yang spesisfik sesuai dengan jenis karbohidratnya.
Oleh karena itu pembentukan osazon menjadi begitu penting karena selain dapat digunakan mengidentifikasi karbohidrat, juga bisa digunakan untukmembedakan beberapa karbohidrat dengan mengidentifikasi konfigurasi strukturalnya.
Glukosa dan fruktosa memberikan osazon yang sama karena kedua monosakarida tersebut memiliki gugus H dan OH yang terletak pada atom C yang sama yaitu atom C ke 3, 4 dan 5. Manosa tidak membentuk osazon melainkan membentuk fenilhidrazon yang tidak larut.
Semua disakarida kecuali sukrosa tidak membentuk osazon.
Berikut reaksi pembentukan osazon :
Reaksi Tauber
Reaksi Tauber digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat pentosa. Reagen Tauber berisi larutan 4 % benzidin dalam asam asetat glacial. Ketika dalam zat mengandung pentosa dan direaksikan dengan reagen Tauber, maka pentosanya akan terhidrolisis oleh asam asetat galsial menjadi senyawa furfural.
Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan benzidin membentuk kompleks senyawa berwarna merah anggur.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. Pentosa (arabinosa) + CH3COOH glacial ==> furfural + 3H2O
∆
2. Furfural + benzidin ==> senyawa kompleks yang berwarna merah anggur
Reaksi hidrolisis sukrosa
Sukrosa jika dihidrolisis menggunakan asam dan kemudian dipanaskan akan menghasilkan dua buah molekul monosakarida. Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa disakarida adalah gabungan dari dua buah monosakarida.
Untuk melakukannya, dibutuhkan dua buah tabung reaksi. Didalam tabung reaksi ini masing-masing dimasukkan sukrosa. Kemudian dalam kedua tabung dimasukkan HCl, reagen Bennedict dan timol biru. HCl berfungsi sebagai penghidrolisis sukrosa sedangkan timol birunya berfungsi sebagai indicator.
Reagen Bennedict berfungsi sebagai penanda putusnya ikatan monosakarida dalam sukrosa. Sukrosa akan dihidrolisis menjadi fruktosa dan glukosa dimana glukosa akan bereaksi positif menghasilkan endapan merah bata. Artinya jika ada endapan merah bata maka sukrosanya telah terhidrolisis.
Tabung I akan dipanaskaskan sedangkan tabung II tidak. Tabung yang dipanaskan akan terjadi reaksi hidrolisis sukrosa sementara tabung dua tidak. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa pada tabung I akan terbentuk endapan merah bata yang menandai telah putusnya ikatan diantara fruktosa dan glukosa yang membentuk disakarida.
Reaksi pengendapan
Untuk mengidentifikasi adanya amilum dalam suatu zat, kita bisa menggunakan reaksi pengendapan. Dalam zat akan ditambahkan ammonium sulfat jenuh ((NH4)2SO4) yang mempunytai kemampuan mengikat air.
Jika ada amilum dalam zat tersebut, maka kelarutannya akan berkurang dan akhirnya mengendap. Larutan amilum dan ammonium sulfat jenuh yang dipanaskan akan menghasilkan endapan berwarna putih.
Metode ini juga bisa digunakan untuk memisahkan amilum dari larutan. Amilum yang mengendap ada dalam jumlah yang banyak, sedangkan filtratnya hanya mengandung sedikit amilum. Dengan menyaring, kita bisa mendapatkan amilum padat. Sementara amilum yang masih ada dalam flitrat dapat kita endapkan terus melalui cara diatas sampai amilumnya habis. Hal ini bisa ditandai dengan tidak terbentuknya warna biru jika filtratrnya ditetesi iod.
Reaksi hidrolisis gom arab (gummi Arabicum)
Gom arab adalah salah satu produk getah (resin) yang dihasilkan dari tanaman polog-polongan. Jika dihidrolisis, gom arab akan dipecah menjadi arabinosa (gula pentosa).
Sama dengan karbohidrat lain, untuk menghidrolisis gom arab digunakan HCl dan dilakukan pemanasan. Setelah beberapa saat pemanasan, kita akan menghentikan proses hidrolisis yaitu dengan caramendinginkannya dan menambah NaOH agar suasana larutan menjadi netral.
Gula pentosa (arbinosa) yang dihasilkan dari proses hidrolisis akan bereaksi positif dengan reagen Tauber menghasilkan larutan berwarna merah. Selain itu arabinosa juga akan menghasilkan endapat merah bata yang menandai bahwa ia adalah gula pereduksi (yang memiliki gugus karbonil bebas).
Sumber :
1.Bahan ajar biokimia, poltekes bengkulu, 2011
2. Pengantar biokimia, fungsi dan struktur. Togu gultom,2001 . Fakultas pendidikan Kimia . UNY
Posting Komentar untuk "Identifikasi Karbohidrat 2"