Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Indentifikasi Karbohidrat 1

Identifikasi karbohidrat maksudnya adalah menguji suatu zat apakah mengandung karbohidrat atau tidak. Melalui beberapa percobaan berikut kita bisa mengidentifikasi ada atau tidaknya karbohidrat dalam suatu zat .

Percobaan Molisch
Percobaan ini pertama kali dilakukan oleh seorang botanis Austria bernama Hans Molisch. Percobaan ini betujuan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu zat dengan prinsip percobaan adalah mendehidrasi karbohidrat dengan asam sulfat atau asam klorida untuk menghasilkan senyawa aldehida.

Senyawa aldehida ini akan terkondensasi dengan dua molekul fenol (biasanya adalah alfa-naftol yang ada dalam reagen molis) menghasilkan cincing berwarna merah atau ungu di bagian bawah tabung.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

www.avkimia.com
Reaksi uji Molisch. Sumber gambar ; wikipedia.org
Alfa – naftol berfungsi sebagai insikator warna sedangkan H2SO4 atau asam klorida berfungsi untuk menghidrolisis :

Glukosa (heksosa => mengandung 6 C) ==> hidroksi metil furfural
Arabinosa (pentosa = yang mengandung 5 C) ==> furfural.

Reaksi uji Molisch positif untuk semua karbohidrat, jadi ini adalah test umum yang digunakan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya karbohidrat dalam suatu zat.

Uji Selliwanof
Reaksi Selliwanof adalah reaksi yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gugus keton pada suatu disakarida. Reaksi ini juga sring disebut sebagai reaksi uji fruktosa (karena mengandung gugus keton).

Dalam uji ini, zat akan direaksikan dengan reagen Selliwanof yang terdiri dari campuran 0,5 % senyawa 1,3 – dihidroksi benzene (resorsinol) dan HCl encer. Uji positif adanya gugus keton ditandai dengan terbentuknya warna merah. HCl berfungsi untuk menghidrolisis fruktosa (atau ketosa) menjadi hidroksi metil furfural yang kemudian akan membentuk kompleks berwarna merah dengan resorsinol (1,3 – dihidroksi benzena).

Kenapa digunakan HCl encer? Alasannya adalah mungkin saja dalam zat juga terdapat senyawa aldosa (karbohidrat dengan gugus aldehid). Aldosa bisa terhidrolisis banyak hanya dengan asam pekat sementara ketosa bisa kita hidrolisis hanya dengan asam encer. Digunakan HCl encer agar ketosa nya yang terlebih dahulu terhidrolisis kemudian membentuk kompleks dengan resorsinol.

Uji seliwanof juga bisa kita lakukan pada disakarida yang mengandung fruktosa seperti sukrosa. Sukrosa akan terhidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa. Dalam HCl encer, yang akan terhidrolisis terlebih dahulu menjadi hidroksi metil furfural adalah fruktosanya sedangkan glukosa butuh asam pekat agar terhidrolisis lebih banyak. Akibatnya fruktosalah yang bereaksi dengan resorsinol membentuk kompleks berwarna merah.

Jika kita lakukan uji pada maltosa misalnya, ma aia kan menunjukkan hasil negative. Hal ini disebabkan karena maltosa terhidrolisis menghasilkan dua buah molekul glukosa yang kurang reaktif terhadap HCl encer.

Percobaan Iod – Uji polisakarida
Amilum adalah polisakarida yang memiliki struktur spiral (menutup) dan jika kita masukkan iod ke dalam polisakarida itu, maka molekul iod akan terperangkap didalamnya menghasilkan larutan berwarna tertentu seperti amilum akan berwarna biru sedangkan glikogen berwarna coklat.

Uji ini hanya berlaku untuk polisakarida, tidak untuk monosakarida ataupun disakarida. Hal ini disebabkan karena molekulnya masih sederhana.

Uji amilum
Amilum termasuk polisakarida yang dapat mengalami hidrolisis. Hidrolisis amilum menjadi disakarida dan monosakarida berlangsung beberapa tahap. Dengan menggunakan ion kita bisa mengatahui tahap apa saja yang dialami amilum saat terhidrolisis.

Pada percobaan ini, amilum akan diireaksikan dengan HCl kemudian dipanaskan. Maka amilum akan terhidrolisis melalui tahan tahap berikut :

Amilum      Amilo         Eritro          Akroo
+ HCl => dekstrin => dekstrin =>dekstrin  => Maltosa => Glukosa
    +            +                +               +                 +              +
   Iod          Iod             Iod            Iod               Iod            Iod
    |              |                |                
  Biru        Ungu           Merah                    Tidak Berwarna


Uji Bennedict
Reaksi Bennedict adalah reaksi untuk menguji adanya gugus karbonil bebas (aldehid). Reaksi ini positif untuk semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa. Prinsip uji ini adalah adanya reaksi redoks dimana gula yang mengandung gugus karbonil bebas dapat mereduksi reagen Bennedict.

Reagen bennedict terdiri dari :

  1. CuSO4 yang berfungsi sebagai penyedia ion Cu2+
  2. Natrium sitrat yang berfungsi sebagai penghambat terbentuknya endapan Cu(OH)2 atau CuCO3¬.
  3. Na2CO3 yang berfungsi untuk mengubah gugus arbonil karbohidrat menjadi bentuk enol reaktif.

Pertama ion Cu2+ dari CuSO4 akan membentuk kompleks dengan senyawa natrium sitrat. Kemudian senyawa enol yang reaktif akan mereduksi Cu2+ dari senyawa kompleks menjadi Cu+.

Glukosa + reagen Bennedict ===> enol reaktif
                                            ∆

Enol reaktif + Cu2+ ==> Cu+

Cu+ akan bereaksi dengan OH- menbentuk CuOH yang berwarna kuning. Dengan pemanansan akan berubah menjadi endapan Cu2O.

Cu+ + OH- ==> CuOH (kuning) ===> Cu2O
                   ∆

Endapan yang dihasilkan memiliki warna yang tergantung pada jumlah Cu2O yang terbentuk. Ada warna hijau, kuning, orange, merah sampai merah bata. Oleh karena itu, uji Bennedict bisa digunakan sebagai uji kualitatif maupun kuantitatif.

Sumber :
1. Bahan ajar biokimia, poltekes bengkulu, 2011
2. Buku PR kimia kelas 12 SMA, Penerbit intan pariwara
3. Pengantar biokimia, togu gultom, fakultas pendidikan kimia, universitas yogyakarta.

Posting Komentar untuk "Indentifikasi Karbohidrat 1"