Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Asam Basa Bronsted - Lowry

Daftar Isi :
Artikel ini menjelaskan tentang: pengertian asam-basa menurut teori Brønsted-Lowry, kelebihan dan kelemahannya, serta penentuan pasangan asam basa konjugasi.

Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya bahwa teori asam basa Arrhenius tidak dapat menjelaskan mengapa NH3 bersifat basa secara langsung. Selain itu teori Arrhenius hanya menjelaskan sifat asam basa dalam pelarut air saja, tidak dengan pelarut pearut lainnya. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka ahli kimia bernama Johannes Nicolaus Brønsted dan Thomas Martin Lowry mengusulkan teori asam-basanya yang dikenal dengan nama Teori Asam Basa Brønsted-Lowry.

Pengertian Asam-Basa Brønsted Lowry

Untuk mendefinisikan suatu zat apakah bersifat asam atau basa menurut teori Brønsted-Lowry,  yang perlu diperhatikan adalah proses transfer (perpindahan) ion H+ (proton) yang terjadi antar zat dalam suatu persamaan reaksi.

Persamaan reaksi yang melibatkan tranfer proton inilah yang disebut dengan reaksi asam-basa menurut teori Brønsted-Lowry.

Brønsted-Lowry memberikan pengertian asam dan basa sebagai berikut.
  • Asam menurut Brønsted-Lowry adalah spesi apa saja yang bertindak sebagai donor (pemberi) proton (ion H+) pada spesi lain.
  • Basa menurut Brønsted-Lowry adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor (penerima) proton.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa:
  • Zat yang dapat bertindak sebagai asam menurut Brønsted-Lowry adalah zat yang mengandung atom H dalam molekulnya dan H ini dapat terurai menjadi ion H+.
  • Karena ion H+ yang didonorkan tidak memiliki elektron, maka zat yang bertindak sebagai basa harus memiliki setidaknya satu pasang elektron bebas tempat ion H+ terikat.

Perhatikan persaman reaksi dibawah ini.
HCl(aq) + H2O(aq) ===> H3O+(aq) + Cl-(aq)

Pada reaksi diatas:
  • HCl bertindak sebagai donor proton. HCl awalnya terurai menjadi H+ dan Cl- dan kemudian mentransfer ion H+ ke H2O menyisakan Cl-.
  • HCl = bersifat asam
  • H2O bertindak sebagai akseptor proton. Pada molekul H2O, terdapat dua pasangan elektron bebas yang salah satunya akan digunakan untuk mengikat H+. Setelah menerima proton, H2O berubah menjadi ion H3O+.
  • H2O = bersifat asam
HCl    +  H2O ==> H3O+ + Cl-
Asam    Basa

Contoh reaksi lainnya.
NH3 + H2O <==> NH4+ + OH-

Pada reaksi diatas, manakah yang berperan sebagai donor dan akseptor proton? 

Jika kamu perhatikan reaksi tersebut, H2O merupakan spesi yang mendonorkan protonnya ke NH3 sehingga berubah menjadi OH-. Kalau begitu, maka sifat H2O sesuai dengan teori Brønsted-Lowry adalah asam. Sedangkan, NH3 yang menerima H+ bersifat basa.

Pada dua reaksi diatas, apakah kamu memperhatikan tanda panah yang digunakan? Jika kamu jeli, pada reaksi pelarutan HCl digunakan tanda panah satu arah, sedangkan pada pelarutan NH3, tanda panah yang digunakan adalah yang dua arah.

Penggunaan tanda panah bertujuan untuk membedakan antara asam-basa kuat dengan asam-basa lemah.

Senyawa asam-basa kuat mengion sempurna di dalam air menjadi ion-ionnya, sedangkan asam-basa lemah hanya mengion sebagian saja.

Kelebihan dan Kelemahan Teori Asam-Basa Brønsted-Lowry 

Para ahli kimia modern lebih sering menggunakan teori Brønsted-Lowry untuk mengidentifikasi sifat suatu senyawa asam dan basa. Hal ini dikarenakan teori Brønsted-Lowry memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan teori Arrhenius.

Kelebihan Teori Asam-Basa Brønsted-Lowry 

Kelebihan 1:
Dapat menjelaskan mengapa NH3 bersifat basa padahal di dalam senyawa ini tidak terdapat ion OH- baik dalam pelarut air maupun reaksi berlangsung dalam fasa gas.

Reaksi NH3 dalam air
NH3 + H2O <==> NH4+ + OH-

Sifat basa NH3 sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Jadi, menurut Brønsted-Lowry ion OH- dihasilkan dari proses transfer proton di dalam larutan oleh H2O. Oleh karena itulah, NH3 bersifat basa.

Reaksi NH3 dengan HCl dalam fasa gas.
NH3(g) + HCl(g) <==> NH4+ + Cl-
Pada reaksi kedua ini, walaupun pelarutnya bukan air tapi sifat NH3 tetap basa karena menerima proton dari HCl.

Kelebihan 2
Dapat menjelaskan sifat asam dan basa senyawa yang tidak terbatas pada pelarut air saja, tapi juga pada pelarut lain.

Contoh:
CH3COOH(aq) + H2SO4(aq) <==> CH3COOH2+(aq) + HSO4-(aq) 

Pada reaksi tersebut, CH3COOH adalah basa dan H2SO4 adalah asam.

Kelebihan 3
Dapat menjelaskan sifat asam dan basa pada:
  • Senyawa netral (seperti HCl, NaOH, H2SO4, Ca(OH)2 dan lain-lain). 
  • Anion dan kation

Kelebihan 4
Dapat menjelaskan sifat amfoter suatu senyawa. Senyawa yang bersifat amfoter adalah senyawa yang dapat  bereaksi dengan asam maupun basa.

Contoh: H2O
Reaksi air dengan asam:
H2O + HNO3 ==> H3O+ + NO3-

Reaksi air dengan basa:
H2O + NH3 <==> NH4+ + OH-

Kelemahannya Teori Asam-Basa Brønsted-Lowry

Walaupun memiliki banyak kelebihan, tetapi teori asam-basa Brønsted-Lowry punya satu kekurangan.

Ternyata ada beberapa jenis reaksi yang tidak melibatkan pelepasan H+ dan OH- maupun transfer proton. Untuk reaksi jenis ini, teori asam-basa Brønsted-Lowry tidak dapat menjelaskannya.

Contoh:
NH3 + BF3 ==> NH3BF3

Pada reaksi ini, NH3 adalah basa dan BF3 adalah asam, namun tidak ada tranfer H+ pada reaksinya. 

Sifat asam-basa tiap zat untuk reaksi jenis ini akan dijelaskan dalam teori asam-basa Lewis. 

Pasangan Asam Basa Konjugasi

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan asam dan basa konjugasi, bacalah penjelasan dibawah ini.

Terdapat sebuah reaksi sebagai beriku.
CH3COOH + H2O <==> CH3COO- + H3O+

Reaksi diatas berlangsung reversible yang terdiri dari:
  • Reaksi ke kiri = CH3COOH + H2O ==> CH3COO- + H3O+
  • Reaksi ke kanan = CH3COO- + H3O+ ==> CH3COOH + H2O 

Pada reaksi ke kiri:
  • CH3COOH = asam dan H2O = basa
Pada reaksi ke kanan:
  • CH3COO- = basa dan H3O+ = asam

Jadi, pada suatu reaksi asam-basa reversible, masing-masing terdapat dua spesi yang bersifat asam dan basa.
CH3COOH + H2O <==> CH3COO- + H3O+
asam 1         basa 1         basa 2      asam 2

Nah, asam 1 dan basa 2 serta basa 1 dan asam 2 inilah yang disebut dengan pasangan asam basa konjugasi.

Asam konjugasi adalah spesi hasil perubahan dari zat yang bersifat asam setelah menerima proton.

Pada reaksi diatas, H2O adalah basa yang menerima proton sehingga berubah menjadi H3O+. 

Sehingga, H2O dan H3O+ = pasangan asam basa konjugasi

Sedangkan basa konjugasi adalah spesi hasil perubahan dari zat yang bersifat asam setelah mendonorkan protonnya.

Pada reaksi yang sama diatas, CH3COOH adalah spesi yang mendonorkan proton sehingga berubah menjadi CH3COO-.

Maka, CH3COOH dan CH3COO- = pasangan asam basa konjugasi.

Perhatikan gambar agar lebih jelas.
Teori Asam Basa Bronsted - Lowry
Pelajari lebih detail tentang cara menentukan zat yang bersifat asam dan basa serta pasangan asam-basa konjugasi melalui tautan tersebut.

Sekian penjelasan tentang teori Brønsted-Lowry. Semoga penjelasan diatas bermanfaat bagi kamu yang sudah berkunjung ke blog ini. 

Setelah kamu selesai mempelajari materi ini, kunjungi juga tautan soal kimia teori asam basa untuk mempelajari soal-soal teori asam-basa.

Posting Komentar untuk "Teori Asam Basa Bronsted - Lowry"