Sifat Keperiodikan Senyawa Oksida Unsur - Unsur
Oksigen itu dapat membentuk senyawa oksida hampir dengan semua unsur dalam tabel periodik, kecuali beberapa atom gas mulia. Oleh sebab itu membandingkan sifat oksida yang dibentuk unsur dengan oksigen, baik segolongan maupun seperioda sangatlah penting.
Dalam membentuk senyawa oksida diperlukan kalor yang disebut dengan kalor pembentukan. Sebagain besar senyawa oksida unsur-unsur memiliki kalor pembentukan besar dan bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa oksida yang dibentuk oleh unsur – unsur setidaknya memiliki sebuah oksida yang bersifat stabil. Sebagaimana kalian tahu, ada unsur yang membentuk oksida lebih dari satu buah.
Tetapi oksida halogen dan oksiga golongan gas mulia memiliki nilai kalor pembentukan positif.
Kalor pembentukan senyawa oksida juga menunjukkan perubahan secara periodik. Untuk periode yang sama, kalor pembentukan oksida cenderung menurun seiring dengan meningkatnya nomor atom. Artinya kalor pembentukan oksida halogen adalah yang paling kecil sedangkan oksida golongan alkali memiliki kalor pembentukan yang paling besar (besar disini maksudnya adalah paling negatif).
Senyawa oksida unsur – unsur dalam tabel periodik ada yang bersifat asam dan basa, walaupun senyawa oksida ini tidakmengandung hidrogen. Misalnya, oksida golongan alkali dan alkali tanah jika dilarutkan dalam air akan bersifat basa. Untuk menjelaskan hal ini perhatikanlah reaksi yang terjadi :
Na2O(s) + H2O ==> 2NaOH(aq)
Ternya jika oksida logamalkali dan alkali tanah dilarutkan dalamair, mereka membentuk suatu basa. Basa yang dihasilkan sebenarnya berada dalam bentuk ion – ionnya karena mereka adalah basa kuat.
2NaOH(aq) ==> 2Na+(aq) + 2OH-(aq).
Nah adanya ion hidroksida itulah yang membuatnya bersifatbasa.
Oksida golongan III (golongan aluminium) reaktif terhadap asam maupun basa sehingga oksida unsur golongan ini disebut bersifat amfoter.
Contoh :
1. Reaksi dengan asam : Al2O3 + 6HCl ==> 2AlCl3 + 3H2O
2. Reaksi dengan basa : Al2O3 + 2 NaOH + 3H2O ==>2Na[Al(OH)4]2
Sementara sebagian besar oksida unsur nonlogam (IVA – VIIA) bersifat asam. Kekuatan asamnya akan meningkat dari kiri ke kanan dalam satu periode. Dapat kita simpulkan juga, karena meningkatnya sifat non logam (dari kiri ke kanan dalam satu periode), maka sifat asam oksidanya juga semakin besar.
Unsur golongan IV A semuanya membentuk dua buah oksida tetapi karbon membentuk oksida yang berwujud gas (CO dan CO2) sedangkan unsur dibawahnya membentuk oksida berwujud padat. Banyak oksida golongan IVA yang tidak larutdalam air seperti SiO2, tetapi sifatnya tetaplah asam karena dapat bereaksi dengan basa.
Oksida golongan VA dan VIA larut didalam air. beberapa oksida golongan VA dan VIA ada membentuk oksida yang berkaitan dengan bilangan oksidasi. Seperti belerang membentuk oksida dengan bilangan oksidasi +4 (SO2) dan +6 (SO3).
Bila suatu unsur membentuk lebih dari satu oksida, oksida dengan jumlah atom O lebih banyak bersifat lebih asam. Atau bisa disebut juga oksida yang memiliki bilangan oksidasi tertinggi adalah yang paling asam. Contohnya adalah SO3 lebih asam dibandingkan SO2.
Kekuatan asam oksida klorin juga meningkat seiring dengan meningkatnya bilangan oksidasi klorin dalam senyawa. Perhatikanlah urutan kekuatan asam oksida klorin berikut :
Cl2O (HClO) < Cl2O3 (HClO3) < Cl2O5 (HClO5) < Cl2O7 (HClO4)
===> kekuatan asam meningkat.
Sumber : Takeuchi, Yashito.2006, Buku Teks Pengantar Kimia, Iwanami Shoten Publisher, Tokyo.
Dalam membentuk senyawa oksida diperlukan kalor yang disebut dengan kalor pembentukan. Sebagain besar senyawa oksida unsur-unsur memiliki kalor pembentukan besar dan bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa oksida yang dibentuk oleh unsur – unsur setidaknya memiliki sebuah oksida yang bersifat stabil. Sebagaimana kalian tahu, ada unsur yang membentuk oksida lebih dari satu buah.
Tetapi oksida halogen dan oksiga golongan gas mulia memiliki nilai kalor pembentukan positif.
Kalor pembentukan senyawa oksida juga menunjukkan perubahan secara periodik. Untuk periode yang sama, kalor pembentukan oksida cenderung menurun seiring dengan meningkatnya nomor atom. Artinya kalor pembentukan oksida halogen adalah yang paling kecil sedangkan oksida golongan alkali memiliki kalor pembentukan yang paling besar (besar disini maksudnya adalah paling negatif).
Senyawa oksida unsur – unsur dalam tabel periodik ada yang bersifat asam dan basa, walaupun senyawa oksida ini tidakmengandung hidrogen. Misalnya, oksida golongan alkali dan alkali tanah jika dilarutkan dalam air akan bersifat basa. Untuk menjelaskan hal ini perhatikanlah reaksi yang terjadi :
Na2O(s) + H2O ==> 2NaOH(aq)
Ternya jika oksida logamalkali dan alkali tanah dilarutkan dalamair, mereka membentuk suatu basa. Basa yang dihasilkan sebenarnya berada dalam bentuk ion – ionnya karena mereka adalah basa kuat.
2NaOH(aq) ==> 2Na+(aq) + 2OH-(aq).
Nah adanya ion hidroksida itulah yang membuatnya bersifatbasa.
Oksida golongan III (golongan aluminium) reaktif terhadap asam maupun basa sehingga oksida unsur golongan ini disebut bersifat amfoter.
Contoh :
1. Reaksi dengan asam : Al2O3 + 6HCl ==> 2AlCl3 + 3H2O
2. Reaksi dengan basa : Al2O3 + 2 NaOH + 3H2O ==>2Na[Al(OH)4]2
Sementara sebagian besar oksida unsur nonlogam (IVA – VIIA) bersifat asam. Kekuatan asamnya akan meningkat dari kiri ke kanan dalam satu periode. Dapat kita simpulkan juga, karena meningkatnya sifat non logam (dari kiri ke kanan dalam satu periode), maka sifat asam oksidanya juga semakin besar.
Unsur golongan IV A semuanya membentuk dua buah oksida tetapi karbon membentuk oksida yang berwujud gas (CO dan CO2) sedangkan unsur dibawahnya membentuk oksida berwujud padat. Banyak oksida golongan IVA yang tidak larutdalam air seperti SiO2, tetapi sifatnya tetaplah asam karena dapat bereaksi dengan basa.
Oksida golongan VA dan VIA larut didalam air. beberapa oksida golongan VA dan VIA ada membentuk oksida yang berkaitan dengan bilangan oksidasi. Seperti belerang membentuk oksida dengan bilangan oksidasi +4 (SO2) dan +6 (SO3).
Bila suatu unsur membentuk lebih dari satu oksida, oksida dengan jumlah atom O lebih banyak bersifat lebih asam. Atau bisa disebut juga oksida yang memiliki bilangan oksidasi tertinggi adalah yang paling asam. Contohnya adalah SO3 lebih asam dibandingkan SO2.
Kekuatan asam oksida klorin juga meningkat seiring dengan meningkatnya bilangan oksidasi klorin dalam senyawa. Perhatikanlah urutan kekuatan asam oksida klorin berikut :
Cl2O (HClO) < Cl2O3 (HClO3) < Cl2O5 (HClO5) < Cl2O7 (HClO4)
===> kekuatan asam meningkat.
Sumber : Takeuchi, Yashito.2006, Buku Teks Pengantar Kimia, Iwanami Shoten Publisher, Tokyo.
Posting Komentar untuk "Sifat Keperiodikan Senyawa Oksida Unsur - Unsur"