Perbedaan Padatan Kristalin dengan Amorf
Ketika belajar kimia dasar atau kimia anorganik, kita akan menemukan materi tentang kristal. Kristal sebenarnya adalah zat padat. Ada banyak macam cara untukmengklasifikasikan zat padat ini, salah satunya adalah padatan itu dibagi menjadi dua yaitu padatan kristalin dan amorf.
Tahukan kalian dasar pengklasifikasian padatan ke dalam padatan kristalin dan amorf? Mari kita cari tahu ya!
Pengelompokan zat padat menjadi padatan kristalin dengan amorf didasarkan pada susunan partikel penyusun zat padat.
Padatan Kristalin
Merupakan zat padat yang partikel penyusunnya tersusun dengan teratur sehingga kita bisa melihat susunan itu dengan bantuan alat seperti mikroskop. Contoh zat padat yang termasuk ke dalam padatan kristalin adalah garam dapur (NaCl), tembaga sulfat hidrat (yang berwarna biru kalau kita praktikum senyawa hidrat) dan kuarsa (sejenis batuan untukmembuat gelas kuarsa).
Padatan kristalin tersusun dengan teratur sehingga kita bisa menyatakan partikel penyusunnya itu (ion, atom atau molekul) dengan satuan terkecil yang disebut dengan kisi kristal. Setiap partikel penyusun digambarkan melalui suatu titik yang disebut dengan titik kisi. Setiap pengulangan kisi kristal disebut dengan sel satuan.
Perhatikanlah gambar yang menunjukkan satu sel satuan pada struktur padatan kristalin dibawah ini :
Image credit : Buku Teks Pengantar Kimia Oleh Yashito Takheuci |
Satu sel satuan ditunjukkan oleh garis tebal pada gambar diatas. Satu sel satuan memiliki tiga sumbu. Jarak antara satu titik sel dengan titik sel lain pada gambar ditunjukkan oleh a, b dan c. sedangkan sudut yang dibentuk oleh ketiga sumbu dilambangkan dengan α,β,dan γ.
Dapat kalian lihat bahwa susunan partikel penysun padatan kristalin tersusun teratur membentuk sel satuan dengan bentuk yang berulang. Pada tahun 1848, ahli kristalografer asal Peracin bernama Auguste Bravais, mengklasifikasikan kisis kristal padatan kristalin ini menjadi 14 bentuk. Ia mengklasifikasikan kisi kristal ini berdasarkan simetrinya.
Kisi – kisi kristal ini kemudian dinamakan kisi Bravais dimana 14 bentuk kisi kristal ini dikelompokkan menjadi 7 sistem kristal seperti yangdapat kalian lihat pada gambar dibawah ini.
Padatan Amorf
Amorf merupakan kebalikan dari padatan kristalin, dimana partikel penyusunnya tidak tersusun secara teratur, walaupun ada juga sebagian kecil yang tersusun teratur. Susunan dari partkel teratur amorf tidak muncul di semua bagian seperti padatan kritalin.
Beberapa contoh amorf yang memiliki keteraturan sedang dan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari – hari adalah gelas, karet dan polietena.
Struktur padatan amorf dapat juga dianggap sebagai intermediet (bentuk antara) dari padatan dan cairan. Banyak amorf yang merupakan amorf sintetsis seperti fiber optik dan silikon amorf.
Perhatikanlah daftar berikut yang menunjukkan amorf yang memiliki ungsi penting dalam kehidupan manusia :
- Gelas kuarsa digunakan untuk serat optik.
- Gelas khalkogenida digunakan pada membran selenium untuk mesin fotokopi.
- Silikon amorf digunakan untuk membuat sel surya.
- Amorf logam besi/kobalt digunakan sebagai bahan pembuat magnet (bahan magnetik).
- Polimer digunakan pada polistrirena
- Amorf karbon digunakan sebagai karbon aktif yang memiliki sifat adsobsi (sebagai adsorben).
- Silika gel digunakan sebagai adsorben untuk menyerap uap air.
Nah, berdasarkan penjelasan dan contoh diatas, kalian sudah mengetahui buka perbendaan padatan kristalin dengan amorf. Sebagaimana yang disebutkan, amorf dan padatan kristalin merupakan klasifikasi sederhana dari zat padat.
Sumber : Takeuchi, Yashito.2006, Buku Teks Pengantar Kimia, Iwanami Shoten Publisher, Tokyo.
Posting Komentar untuk "Perbedaan Padatan Kristalin dengan Amorf"