Apa itu Fibrin dan Fibrinogen?
Tubuh kita tentu pernah terluka, entah karena jatuh, terkena pisau atau penyebab lainnya. Jika luka itu kita lihat dengan mikroskop, maka kita akan menemukan bahwa luka itu penuh dengan serat – serat/benang halus. Inilah polimer biologi yang tidak larut dalam air yang disebut dengan fibrin. Fibrin terbentuk dari sub unit yang larut didalam air yang disebut dengan fibrinogen. Fibrin dan fibrinogen akan membuat darah pada luka membeku dan akhirnya menghentikan pendarahan.
Fibrin dan fibrinogen adalah molekul protein yang besar yang secara normal berada dalam aliran darah. Setiap liter darah kira – kira mengandung 2 sampai 4 gram dan fibrinogen.
Dokter ternama Yunani, Hipocrates menganggap bahwa darah yang sudah membeku itu terbentuk ketika darah dari dalam tubuh mengalami pendinginan ketika berkontak dengan udara luar.
Sementara ahli biologi terkenal abad ke 17 asal Italia, Marcello Malpighi telah menggunakan mikroskop sederhana untuk melihat lebih dekat ke darah beku yang dihasilkan setelah luka dan mengatakan bahwa darah beku terdiri dari serat – serat halus dan didalamnya terperangkap sel darah merah.
Sampai pada akhirnya, pada abad 19, serat – serat halus ini dinamakan sebagai “fibrin” oleh ahli kimia Perancis bernama Antoine Fourcroy. Dari riset yang dilakukannya, ia percaya bahwa hewan dan manusia mengandung tiga jenis protein yaitu :
1. Albumin (protein yang ditemukan pada putih telur, darah dan susu)
2. Fibrin (protein yang ditemukan pada darah beku dan otot)
3. Gelatin (protein yang ditemukan pada kulit)
Tetapi pada tahun 1847 seorang dokter Jerman bernama Rudolf Virchow memberi nama fibrinogen yaitu molekul di dalam darah yang ketika terjadi luka akan bereaksi dengan oksigen di udara membentuk fibrin. Ilmuan Perancis, Prosper –Sylvain Denis juga mengklaim menemukan fibrinogen yang terdapat dalam darah.
Dua dekade berselang, akhirnya seorang ahli biokimia Swedia bernama Olof Hammarsten adalah orang pertama yang berhasil mengekstrak fibrinogen dari plasma darah kuda menggunakan larutan garam dapur.
Fibrinogen terdiri dari tiga rantai protein yang terpisah, yang kemudian berikatan bersama membentuk struktur yang sedikit mirip dengan “kepiting” . Struktur ini terdiri dari dua struktur mirip capit kepiting pada kedua sisinya dan beberapa “kaki” panjang yang menjulur dari bagian tengah. Ketika fibrinogen diaktifkan saat ada luka pada tubuh, protein lain yang bernama thrombin memotong “kaki” fibrinogen sehingga “capitnya” bisa berikatan dengan “capit” molekul fibrinogen disebelahnya dan memulai proses polimerisasi membentuk fibrin.
Dari hasil analisis kimia dan genetik ditemukan juga bahwa pembekuan darah membutuhkan protein kompleks yang dinamakan faktor pembekuan darah I sampai XIII. Faktor I adalah faktor paling penting dalam pembekuan darah yaitu fibrinogen. Kekurangan fibrinogen dapat menyebabkan penyakit haemofilia yaitu penyakit yang membuat darah tidak dapat membeku.
Pada orang yang menderita haemofilia, luka kecil saja bisa sangat membahayakan dan dapat menyebabkan kematian. Namun, haemofilia adalah penyakit yang sangat jarang diderita oleh orang – orang dan beruntungnya pengobatan untuk orang yang menderita haemofilia sudah ditemukan. Untuk mengatasi masalah kekurangan fibrinogen, maka pasien biasanya diberi infus yang mengandung fibrinogen yang di ekstrak dari plasma darah manusia.
Kebalikan dari haemofilia, kebanyakan fibrinogen didalam darah juga dapat menyebabkan masalah kesehatan. Salah satunya adalah meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung koroner karena darah bisa saja membeku pada arteri yang menyuplai darah ke jantung. Atau penyakit stroke dimana darah beku menyumbat pembuluh darah yang menuju otak.
Setelah fibrinogen mengalami polimerisasi maka akan terbentuk fibrin. Fibrin akan menyebabkan darah membeku dan pendarahan pada luka akan berhenti. Selama proses penyembuhan luka, protein lain yang disebut dengan plasmin memecah polimer fibrin yang tidak larut ini menjadi protein yang lebih kecil dan larut dalam air. proses ini akan membuat luka menjadi lebih bersih dan biasanya terjadi selama 10 sampai 14 hari. Tetapi tetap kita akan mendapatkan bekas luka.
Fibrin dan fibrinogen adalah molekul protein yang besar yang secara normal berada dalam aliran darah. Setiap liter darah kira – kira mengandung 2 sampai 4 gram dan fibrinogen.
Fibrin (warna merah muda gelap) dikelilingi oleh sel darah merah dalam pembuluh Vena. Sumber foto : by nephron via wikimediacommons.org |
Sementara ahli biologi terkenal abad ke 17 asal Italia, Marcello Malpighi telah menggunakan mikroskop sederhana untuk melihat lebih dekat ke darah beku yang dihasilkan setelah luka dan mengatakan bahwa darah beku terdiri dari serat – serat halus dan didalamnya terperangkap sel darah merah.
Sampai pada akhirnya, pada abad 19, serat – serat halus ini dinamakan sebagai “fibrin” oleh ahli kimia Perancis bernama Antoine Fourcroy. Dari riset yang dilakukannya, ia percaya bahwa hewan dan manusia mengandung tiga jenis protein yaitu :
1. Albumin (protein yang ditemukan pada putih telur, darah dan susu)
2. Fibrin (protein yang ditemukan pada darah beku dan otot)
3. Gelatin (protein yang ditemukan pada kulit)
Tetapi pada tahun 1847 seorang dokter Jerman bernama Rudolf Virchow memberi nama fibrinogen yaitu molekul di dalam darah yang ketika terjadi luka akan bereaksi dengan oksigen di udara membentuk fibrin. Ilmuan Perancis, Prosper –Sylvain Denis juga mengklaim menemukan fibrinogen yang terdapat dalam darah.
Dua dekade berselang, akhirnya seorang ahli biokimia Swedia bernama Olof Hammarsten adalah orang pertama yang berhasil mengekstrak fibrinogen dari plasma darah kuda menggunakan larutan garam dapur.
Fibrinogen terdiri dari tiga rantai protein yang terpisah, yang kemudian berikatan bersama membentuk struktur yang sedikit mirip dengan “kepiting” . Struktur ini terdiri dari dua struktur mirip capit kepiting pada kedua sisinya dan beberapa “kaki” panjang yang menjulur dari bagian tengah. Ketika fibrinogen diaktifkan saat ada luka pada tubuh, protein lain yang bernama thrombin memotong “kaki” fibrinogen sehingga “capitnya” bisa berikatan dengan “capit” molekul fibrinogen disebelahnya dan memulai proses polimerisasi membentuk fibrin.
Dari hasil analisis kimia dan genetik ditemukan juga bahwa pembekuan darah membutuhkan protein kompleks yang dinamakan faktor pembekuan darah I sampai XIII. Faktor I adalah faktor paling penting dalam pembekuan darah yaitu fibrinogen. Kekurangan fibrinogen dapat menyebabkan penyakit haemofilia yaitu penyakit yang membuat darah tidak dapat membeku.
Pada orang yang menderita haemofilia, luka kecil saja bisa sangat membahayakan dan dapat menyebabkan kematian. Namun, haemofilia adalah penyakit yang sangat jarang diderita oleh orang – orang dan beruntungnya pengobatan untuk orang yang menderita haemofilia sudah ditemukan. Untuk mengatasi masalah kekurangan fibrinogen, maka pasien biasanya diberi infus yang mengandung fibrinogen yang di ekstrak dari plasma darah manusia.
Kebalikan dari haemofilia, kebanyakan fibrinogen didalam darah juga dapat menyebabkan masalah kesehatan. Salah satunya adalah meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung koroner karena darah bisa saja membeku pada arteri yang menyuplai darah ke jantung. Atau penyakit stroke dimana darah beku menyumbat pembuluh darah yang menuju otak.
Setelah fibrinogen mengalami polimerisasi maka akan terbentuk fibrin. Fibrin akan menyebabkan darah membeku dan pendarahan pada luka akan berhenti. Selama proses penyembuhan luka, protein lain yang disebut dengan plasmin memecah polimer fibrin yang tidak larut ini menjadi protein yang lebih kecil dan larut dalam air. proses ini akan membuat luka menjadi lebih bersih dan biasanya terjadi selama 10 sampai 14 hari. Tetapi tetap kita akan mendapatkan bekas luka.
Posting Komentar untuk "Apa itu Fibrin dan Fibrinogen?"