Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahan Aditif Makanan 1

Apa itu bahan aditif? Bahan aditif adalah bahan yang sengaja ditambahkan pada produk olahan untuk membuatnya :
1. Memiliki cita rasa yang enak.
2. Memiliki tampilan dan warna yang menggugas selera.
3. Memiliki daya tahan yang lama.

Bahan aditif dibagi menjadi dua golongan :
1. Bahan aditif alami berasal dari tumbuh-tumbuhan dan memiliki nilai gizi.
2. Bahan aditif sintettik/buatan merupakan zat yang sengaja dibuat untuk tujuan –tujuan diatas, tetapi tidak mempunyai nilai gizi.

Zat aditif yang digunakan untuk produk olahan dan dosis maksimalnya harus sesuai dengan peraturan menteri kesehatan RI No. 722/menkes/per/X/88.

Pada bagian 1 ini, akan dijelaskan beberapa zat aditif yang sering kita temukan atau gunakan dalam kehidupan sehari hari.

Bahan pewarna
Tujuan penambahan pewarna untuk produk olahan adalah untuk mengembalikan warna produk yang mungkin hilang saat proses pengolahan atau mempertahankan warna produk olahan.

Bahan pewarna ada yang alami ada juga yang buatan. Perhatikanlah tabel dibawah ini untuk beberapa pewarna almi makanan yang dijumpai di indonesia.


Selain pewarna alami diatas, kita juga sering melihat orang tua menggunakan kunyit yang emngandungkurkumin untuk memberi warna kuning pada nasi tumpeng. Daun suji yang berwarna hijau dari klorofil daun untuk memberi warna hijau pada makanan atau cabe yang digunakan untuk menghasilkan warna merah pada daging rendang.

Pewarna alami tidak hanya membuat makanan menjadi menarik tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan. Misalnya kurkumin pada kunyit yang berguna untuk meningkatkan nafsu makan.

Pewarna alami tentu sulit didapat dan harus diolah terlebih dahulu untuk menghasilkan pewarna yang diinginkan. Oleh karena itu biasanya produsen pengolahan produk banyak menggunakan bahan pewarna sintetik.

Berikut beberapa pewarna sintetik yang dijual dimsyarakat.
1. Tartazin = kuning
2. Karmoisin = merah
3. Aluna = merah
4. Eritrosin = merah
5. Hijau FCF = hijau
6. Lisamine green = hijau
7. Benzil violet = ungu
8. Indigokarmin = bitu
9. Cokelat HT = cokelat
10. Sunset yellow = oranye

Pewarna alami memiliki aroma dan rasa sendiri, sehingga kadang produk olahan kehilangan aroma dan rasa aslinya. Tetapi pewarna buatan besifat stabil dan bisa memberikan warna yang merata pada produk olahan. Oleh karena banyak produsen olahan menggunakannya.

Tetapi kadang mereka juga menggunakan pewarna tekstil untuk produk olahan. Dengan alasan pewarna tekstil lebih melekat lama dan membuat produk bertahan lebih lama.

Berikut beberapa pewarna tekstil yang sering disalah gunakan penggunaannya pada produk olahan.
a. Auramin= kuning
b. Sudan I = kuning
c. Ponceau 3R = kuning
d. Methanil yellow = kuning
e. Rhodamin B = merah

Methanil yellow dan rhodamin B memiliki efek buruk terhadap kesehatan diantaranya :
1) Iritasi saluran perncernaan.
2) Keracunan.
3) Kerusakan ginjal sehingga air seni berwarna kuning atau merah.
4) Kerusakan kulit wajah.
5) Pengelupasan kulit.
6) Hipopigmentasi.
7) Hiperpigmentasi
8) Gangguan fungsi hati.
9) Kanker hati.

Bahan pemanis
Sama dengan pewarna,pemanis juga terdiri dari yang alami dan buatan. Berikut beberapa pemanis alami yang sering digunakan sebagai pemanis produk olahan.
1. Gula merah
2. Gula pasir.
3. Gula enau.
4. Madu.

Gula selain memiliki rasa yang manis tetapi juga memiliki kalori yang tinggi sehingga kita tidak disarankan mengkonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan. Berikut beberapa penyakit yang muncul jika mengkonsumsi gula secara berlebihan.
1. Diabetes melitus/kecing manis.
2. Obesitas/ kelebihan berat badan.
3. Kadar gula darah meningkat.

Banyaknya gula didalam darah tidak hanya memicu penyakit diatas, tetapi juga penyakit lainnya.

Untuk penderita diabetes, tidak boleh mengkonsumsi pemanis yang emngandung kalori. Untuk itu disediakanlah pemanis buatan seperti sorbitol. Sorbitol memiliki tingkat kemanisan seperti gula dan tidak memiliki kalori.

Selain sorbitol pemanis siklamat, aspartam dan sakarin juga sering digunakan terutama pada produk minuman. Siklamat memiliki rasa manis 30 kali lebih besar dari gula sedangkan aspartam dan sakarin memiliki tingkat kemanisan berturut-turut 160 dan 400 kali lebih besardari gula.

Dalam jumlah sedikit saja, pemanis buatan sudah bisa memaniskan banyak produk olahan.oleh karena itu produsen memilih pemanis buatan sebagai pemanis.

Asaprtam sudah tidak diperbolehkan lagi sebagai pemanis karena dapat memicu kanker.

Penggunaan pemanis buatan harus dibatasi dan sesuai dengan peraturan menteri kesehatan tahun 1974. Kadar sakarin pada produk olahan yang berkalori rendah untuk penderita diabetes adalah 0,15 ppm sedangkan untuminuman adalah 0,005 ppm.

Sedangkan kadar siklamat untuk produk olahan yang berkalori rendah adalah 2 ppm sedangkan minuman adalah 0,06 ppm.

Bahan pengawet
Tujuan penggunaan pengawet untuk makanan adalah untuk meningkatkan daya simpan, cita rasa, warna, menstabilkan, memperbaiki tekstur, sebagai zat pengental atau penstabil, anti lengket, mencegah perubahan warna  serta memperkaya vitamin dan mineral suatu produk.

Garam adalah salah satu pengawet aman yang sering digunakan untuk mengawetkan daging, ikan dan telur. Sedangkan gula digunakan untuk mengawetkan buah – buahan dengan cara du=ibuat manisan.

Cuka digunakan juga untuk mengawetkan buah-buahhan karena mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Karagenan digunakan untuk mengenyalkan bakso dan bisanya dibuat dari pengolahan rumput laut euchema sp.

Posting Komentar untuk "Bahan Aditif Makanan 1"