Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Koloid Dalam Bidang Industri

Koloid memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari – hari. Sistem koloid dapat diterapkan dalam bidang industri, makanan, farmasi dan kosmetik. Apa saja kegunaan sistem koloid dalam bidang industri?

Berikut penjelasan selengkapnya!

Koloid dalam Bidang Industri
Banyak produk hasil industri yang dibuat melibatkan sistem koloid. Produk ini sangat banyak kita gunakan dalam kehidupan sehari – hari. Produk apa saja itu? Dan bagaimana koloid terlibat dalam pembuatannya?

Untuk mendapatkan jawabannya, bacalah penjelasan di bawah ini.

Karet
Pada industri pembuatan karet, digunakan koloid sebagai bahan dasar yaitu getah karet. Getah karet merupakan koloid jenis sol (zat padat yang terdispersi didalam zat cair). Zat padat tersebut adalah partikel karet alam dengan rumus kimia (C5H8)x.


Karet alam merupakan molekul organik raksasa atau sering juga disebut dengan polimer. Karet alam sebagai polimer tersusun atas monomer yang disebut dengan isoprena (C5H8). Setiap molekul isoprena saling berikatan membentuk rantai karbon yang panjang. Ikatan ini terbentuk melalui reaksi adisi.

Karet diperoleh dengan mengkoagulasikan getah karet menggunakan asam formiat (HCOOH) atau asam asetat (CH3COOH). Kedua asam ini akan menyebabkan karet menggumpal membentuk padatan sehingga bisa dipisahkan dari medium pendispersinya.

Gumpalan karet kemudian akan digiling dan dicuci untuk membentuk lembaran yang disebut dengan sheet.

Jika benda yang akan dibuatadalah balon atau karet busa, maka getah karet dibiarkan dalam bentuk cair. Getah karet cair ini disebut dengan lateks dan merupakan koloid jenis sol.

Sebagaimana yang kamu ketahui, sistem koloid hanya stabil dalam beberapa waktu. Kemudian, medium pendispersi dan fase terdispersinya akan memisah. Agar lateks tidak memisah, maka kedalamnya ditambahkan amonia (NH4OH). Amonia memiliki fungsi untuk mencegah agar lateks tidak menggumpal.

Cat
Cat adalah koloid jenis sol, dimana partikel padat di dipersikan ke dalam suatu pelarut berwujud cair. Partikel padat dalam cat adalah :
1. Pigmen warna
2. Oksida logam
3. Bahan penstabil
4. Bahan pengawet
5. Zat pengkilat
6. Zat pereduksi

Semua zat padat itu dihasulkan sampai berukuran seperti partikel koloid. Agar cat tidak menggumpal, ke dalamnya ditambahkan zat pengemulsi. Zat pengemulsi yang ditambahkan tergantung pada jenis pelarut yang digunakan. Ada dua jenis pelarut yang biasa digunakan untuk membuat cat, yaitu :
1. Pelarut polar seperti air dan alkohol
2. Pelarut non polar seperti minyak

Zat warna pada cat bisa memudar jika terkena panas. Agar hal tersebut tidak terjadi, ke dalam cat ditambahkan zat pelingdung. Zat pelindung akan menjaga zat warna dalam cat dari panas sinar matahari atau zat kimia yang bersentuhan dengannya.

Pemutihan Gula
Gula yang dibuat dari tebu biasanya mengandung pengotor. Pengotor ini akan membuat gula berwarna cokelat. Tetapi, gula bisa diputihkan dengan menggunakan partikel koloid.

Partikel koloid yang digunakan adalah karbon aktif. Gula yang berwarna cokelat dilarutkan terlebih dahulu ke dalam air. Larutan gula kemudian dialirkan ke dalam sistem koloid yang mengandung karbon aktif.

Karbon aktif akan menyerap zat pengotor yang berupa kotoran atau zat warna sehingga gula akan berubah warna menjadi putih.

Pengolahan Limbah Asap Pabrik
Asap pabrik merupakan polutan bagi lingkungan. Polutan mengandung zat kimia berbahaya yang dapat menggangu kesehatan manusia dan ekosistem di sekitar pabrik. Untuk mengatasi hasl tersebut, digunakanlah mesin pengendap Cottrell.

Zat kimia berbahaya dalam asap merupakan partikel koloid. Partikel koloid ini bisa diendapkan dengan cara mengalirkannya pada mesin Cottrell. Mesin Cottrell memiliki pelat logam yang muatannya berlawanan dengan muatan partikel koloid dalam asap.

Akibatnya, partikel koloid tertarik ke pelat logam itu dan menjadi tidak bermuatan. Ketika tidak memiliki muatan, partikel koloid akan mengendap dan bisa dipisahkan. Asam yang dibuang keluar setelah melalui mesin Cottrell bersih dari polutan.

Pewarnaan Kain

Proses pewarnaan kain pada industri tekstil menggunakan sistem koloid. Zat warna tidak akan diserap sempurna oleh kain jika daya serapnya rendah. Untuk meningkatkan daya serapnya, kain terlebih dahulu dicelupkan dalam larutan garam Al2(SO4)3.


Kemudian baru di celupkan ke dalam zat warna. Saat dicelupkan ke dalam zat warna, Al2(SO4)3 akan berubah menjadi koloid Al(OH)3 yang dapat meningkatkan daya serap kain.

Penjernihan Air
Air yang keruh disebabkan oleh terdispersinya partikel lumpur di dalam air. Partikel lumpur ini merupakan koloid yang bermuatan negatif dan bisa diendapkan.

Pengendapan dilakukan dengan menambah tawas atau larutan PAC (Poly Aluminium Chloride). Kedua senyawa diatas dapat membentuk koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif.

Koloid Al(OH)3 akan menetralkan muatan negatif partikel lumpur sehingga mengendap di bagian dasar.

Posting Komentar untuk "Koloid Dalam Bidang Industri"