Senyawa Halida Ionik
Kebanyakan senyawa ion klorida, bromida dan iodida adalah larut didalam air. pelarutannya akan menghasilkan unsur ion-ion pembentuknya yaitu ion logam dan ion halida. Tetapi banyak dari senyawa ionik fluorida adalah tidak larut didalam air. sebagai contoh, kalsium klorida (senyawa ionik klorida) sangat larut didalam air tetapi kalsium fluorida (senyawa ionik flourida) tidak larut didalam air. hal ini disebabkan karena besarnya energi kisi ristal pada atom yang sangat kecil dengan rapat muatan dan kation yangbesar.
Ada dua cara membuat senyawa ionik halida atau disebut juga logam halida yaitu :
- Dengan mereaksikan logam dan halogen menghasilkan ion logam dengan tingkat oksidasi tetinggi.
- Mereaksikan logam dengan hidrogen halida (asam halida) menghasilkan ion logam dengan bilangan oksidasi terendah.
Untuk memahami cara pembuatan metal halida diatas, marilah kita lihat reaksi pembuatanbesi(III) klorida dan besi(II)klorida berikut :
2 Fe(s) + 3 Cl2(g) ==> 2 FeCl3
Fe(s) + 2 HCL(g) ==> FeCl2(s) + H2(g)
Nah, padareaksi pertama kita mereaksikan logam dengan halogen. Disini klorin berfungsi sebagai agen pengoksidasi yang kuat sehingga ia akan menghasilkan senyawa klorida dengan bilangan oksidasi logam tertinggi. Sedangkan pada reaksi ke dua, ion hidrogen dari HCl adalah agen pengoksidasi yang lemah sehingga hanya mapu mengoksidasi Fe sampai bilangan oksidasi terendahnya saja.
Hidrat logam klorida
Untuk membuat hidrat logam klorida bisa digunakan logam oksida, logam karbonat atau logam hidroksida yang direaksikan dengan asam klorida (hidrogen klorida). Sebagai contoh, untuk membuat magensium klorida heksahidrat maka kita bisa mereaksikan magensium oksida dengan asam klorida sesuai dengan reaksi berikut :
MgO(s) + 2HCl(aq) + 5 H2O(l) ==> MgCl2.6H2O
Dalam banyak kasus, jika hidrat logam klorida ini kita panaskan tidak akan menghasilkan senyawa hidratnya. Hal ini disebabkan karena senyawa hidratnya terdekomposisi ketika dipanaskan.
Contoh memanaskan magnesium klorida heksahidrat tidak akan menghasilkan magnesium klorida anhidrat, melainkan magnesium hidroksida klorida, Mg(OH)Cl, sesuai dengan reaksi :
MgCl2.6H2O(s) ===> Mg(OH)Cl(s) + HCl(g) + 5 H2O(l)
Untuk menghasilkan senyawa anhidrat dri hidrat logam halida, kita tidak hanya memanaskannya saja, tetapi secara kimia harus dipisahkan airnya. Untuk menghasilkan anhidrat MgCl2 kita bisa menggunakan SOCl2 sebagai pereaksi untuk menghilangkan air.
MgCl2.6H2O(s) + 6 SOCl2(l) ==> MgCl2(g) + 6 SO2(g) + 12 HCl(g)
Cara diatas merupakan cara yang umum digunakan untuk mendapatkan senyawa logam klorida anhidrat.
Tidak semua senyawa logam iodida dimana ion logamnya berada pada bialangan oksidasi tertinggi bisa dibuat, karena ion iodida sendiri adalah agen pereduksi. Sebagai contoh, ion iodida akan mereduksi ion tembaga(II) menjadi ion temabga(I).
2 Cu2+(aq) + 4I-(aq) ==> 2 CuI(s) + I2(s)
Hal ini mengakibatkan tembaga(II)iodida tidaklah terbentuk melainkan membentuk CuI dengan bilangan oksidasi Cu adalah +1.
Salah satu tes yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi adanya ion klorida, bromida dan iodida adalah dengan mereaksikannya dengan perak nitrat untuk menghasilkan endapan. Dengan melambangkan ion halida dengan X-, kita bisa membuat persamaan unum reaksi ion halida dengan perak nitrat sebagai berikut :
X-(aq) + Ag+(aq) ==>AgX(s) (mengendap)
Perak klorida menghasilkan endapan berwarna putih, perak bromida akan menghasilkan endapan berwarna cream sedangkan perak iodida akan menghasilkan endapan pberwarna kuning. Seperti semua senyawa perak, mereka sangat senitif terhadap cahay dan jika kita biarkan bberapa jam saja maka endapan tersebut akan berubah warna menjadi abu-abu menandakan terbentuknya logam perak.
Untuk memastikan jenis ion halogen setelah identifikasi, maka ditambahkanlah larutan amonia pada endapan perak halida yang terbentuk. Endapan perak klorida bereaksi dengan amonia menghasilkan ion diaminsilver(I) yang larut, [Ag(NH3)2]+.
AgCl(s) + 2 NH3(aq) ==> [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-(aq)
Dua endapan perak halida lain tidak bereaksi dengan amonia.
Ada juga beberapa tes spesifik yang ditujukkan untuk masing maing ion halida. Tes ion klorida (Cl-) cukup berbahaya untuk dilakukan, karena melibatkan reaksi antara l;arutan yang diduga mengandung ion klorida dengan campuran kalium drikromat dan asam sulfat pekat. Ketika dipanaskan dengan sedikit, dihasilkan senyawa yang mudah menguap, berwarna merah dan beracun yaitu senyawa CrO2Cl2 sesuai dengan persamaan reaksi :
K¬2Cr2O7(s) + 4 NaCl(s) + 6 H2SO4(l) ==> 2 CrO3Cl2(l) + 2 KHSO4(s) + 4 NaHSO4(s) + 3 H2O(l)
Uap yang terbentuk bisa dimasukkan ke dalam air dimana akan membentuk larutan berwarna kuning dari asam kromat, H2CrO4 :
CrO3Cl2(g) + 2 H2O(l) ==> H2CrO4(aq) + 2 HCl(aq)
Untuk mengetest adanya ion bromida (Br-) dan iodida (I-) dalam suatu larutan, maka larutan Cl2 dalam air ditambahkan ke dalam larutan yang diduga mengandung ion bromida dan iodida tersebut.
Munculnya warna kuning sampi kecoklatan menandakan ada nya ion bromida dan iodida dalam larutan.
Reaksi yang terjadi :
Cl2(aq) + 2 Br-(aq) ==> Br2(aq) + 2 Cl-(aq)
Cl2(aq) + 2 I-(aq) ==> I2(aq) + 2 Cl-(aq)
Untuk memedakan mereka berdua maka kita akan kembali lagi ke kkonsep bahwa molekul diatomik halogen adalah molekul non polar. Molekul nonpolar akan mudah larut dalam pelarut non polar atau pelarut dengan kepolaran molekul rendah.
Ketika larutan yang diduga mengandung ion bromida atau iodida ditambahkan pelarut non polar, maka senyawa halogennya akan masuk ke dalam pelarutnon polar membentuk dua lapiusan. Jika warna pada laipsan non polar adalah coklat menandakan adanya senyawa bromida sedangkan jika warnanya adalah ungu cerah menandakan itu adalah senyawa iodida.
Posting Komentar untuk "Senyawa Halida Ionik"