Klorofluorokarbon (CFC)
Adalah Thomas Midgley Jr, seorang alhi kimia dari General Motors, pada tahun 1928 merupakan orang pertama yang berhasil mensintesis diklorodifluoro metana, CCl2F2. Penemuan ini merupakan bagian dari usaha untuk menemukan material yang baik dan aman sebagai zat pendingin.
Zat pendingin/refrigerant adalah senyawa yang pada suhu ruangan dan tekanan rendah berwujud gas sedangkan pada tekanan tinggi berujud cair. Mengurangi tekanan pada cairan pendingin akan menyebabkannya mendidih dan menyerap panas disekitarnya. Gas pendingin yang dihasilkan kemudian masuk pada ruangan untuk didinginkan kembali, dengan cara mengkompresnya / manikkan tekanan agar wujudnya kembali cair.
Seiring berjalannya waktu akhirnya ditemukanlah senyawa cklorofluorokarbon(CFC) yang dapat digunakan sebagai pendingin. CFC merupakan senyawa pengdingin yang bersifat sangat tidak reaktif dan tidak beracun. Sehingga kemudian CFC digunakan sebagai pendingin pada AC ruangan, sebagai aerosol pada propelant,sebagai bahan pemadam kebakaran, sebagai penurun suhu untuk sirkuit – sirkuit elektronik dan sebagai anestesi atau obat bius.
Oleh karena banyaknya kegunaan dari CFC ini, produksinya setiap tahun mencapai 700,000 ton per tahun.
Sampai pada tahun 1970 an, oleh akibat dari kestabilan dan tidak retifnya senyawa ini ternyata berdampak terhadap lingkungan. Senyawa – senyawa CFC sangatlah stabil sehingga ia akan berada dalam waktu yang lama di atmosfer bumi. Mungkin beberapa ratus tahun. Beberapa dari molekulnya juga bisa berada diatas atmosfer bumi sehingga terkena cahaya ultra iolet dari matahari.
Cahaya utra violet akan menyebabkan setiap molekul melepaskan atom Cl nya ke atomosfer dimana banyak terdapat lapisan azon. Kllorin dilepaskan ini akan bereaksi dengan molekul ozon melalui tahap-tahap reaksi sebagai berkut :
Cl + O3 ==> O2ClO
ClO ==> Cl + O
Cl + O2 ==> O2 + ClO
ClO + O ==> Cl + O2
Dapat kalian lihat bahwa ternyawa satu atom Cl saja yang dilepaskan dari CFC dapat menyebabkan reaksi berantai yang sangan panjang. Setiap Cl yang bereaksi dengan ozon (O3) dapat menghasilkan atom Cl baru yang juga dapat bereaksi dengan O3. Reaksi berantai inilah yang menyebakan jumlah ozon diatmosfer bumi semakin berkurang dan bahkan kita sering mendengar istilah bocornya ozon.
Oleh karena itu,para ahli kimia mulai mencari alternatif anternatif lain yang dapat digunakan sebagai bahan pendingin tetapi tidak merusak lapisan ozon. Tetapi ini bukanlah pekerjaan yang mudah karena kebanyakan senyawa pengganti untuk CFC sebagai zat pendingin bersifat mudah terbakar, beracun atau menyebabkan masalah serius lainnya.
Sebagai contoh, senyawa alternatif yang sangat menjanjikan digunakan untuk mengantikan CFC sebagai pendingin adalah hidrofluorokarbon (HFC-134a) dengan rumus molekul CF3 – CH3F. dengan tidak adanya atom klorin pda molekul diharapkan ia tidak merusak lapisan ozon.
Tetapi, ada tiga masalah umum yang ditimbulkan dari penggunaan senyawa HFC-134a ini sebagai pengdingin.
Dengan masalah masalah diatas, tentu kita harus berfikir dengan baik – baik senyawa manakah yang lebih aman digunakan sebagai bahan pendingin.
Untuk kita ketahui bersama, hanya karena senyawa kimia tersebut tidak bereaksi di laboratorium bukan berarti senyawa tersebut tidak berbahaya bagi lingkungan. Tidak ada produk insutri kimia yang di lepaskan ke lingkungan dengan tidak mempertimbangkan dampaknya bagi lingkungan. Dalamjangka panjang senyawa – senyawa kimia tersebut akan menimbulkan masalah lingkungan dan manusia.
Sumber : buku textbook descriptive inorganic chemistry jilid 2
Zat pendingin/refrigerant adalah senyawa yang pada suhu ruangan dan tekanan rendah berwujud gas sedangkan pada tekanan tinggi berujud cair. Mengurangi tekanan pada cairan pendingin akan menyebabkannya mendidih dan menyerap panas disekitarnya. Gas pendingin yang dihasilkan kemudian masuk pada ruangan untuk didinginkan kembali, dengan cara mengkompresnya / manikkan tekanan agar wujudnya kembali cair.
Seiring berjalannya waktu akhirnya ditemukanlah senyawa cklorofluorokarbon(CFC) yang dapat digunakan sebagai pendingin. CFC merupakan senyawa pengdingin yang bersifat sangat tidak reaktif dan tidak beracun. Sehingga kemudian CFC digunakan sebagai pendingin pada AC ruangan, sebagai aerosol pada propelant,sebagai bahan pemadam kebakaran, sebagai penurun suhu untuk sirkuit – sirkuit elektronik dan sebagai anestesi atau obat bius.
Oleh karena banyaknya kegunaan dari CFC ini, produksinya setiap tahun mencapai 700,000 ton per tahun.
Sampai pada tahun 1970 an, oleh akibat dari kestabilan dan tidak retifnya senyawa ini ternyata berdampak terhadap lingkungan. Senyawa – senyawa CFC sangatlah stabil sehingga ia akan berada dalam waktu yang lama di atmosfer bumi. Mungkin beberapa ratus tahun. Beberapa dari molekulnya juga bisa berada diatas atmosfer bumi sehingga terkena cahaya ultra iolet dari matahari.
Cahaya utra violet akan menyebabkan setiap molekul melepaskan atom Cl nya ke atomosfer dimana banyak terdapat lapisan azon. Kllorin dilepaskan ini akan bereaksi dengan molekul ozon melalui tahap-tahap reaksi sebagai berkut :
Cl + O3 ==> O2ClO
ClO ==> Cl + O
Cl + O2 ==> O2 + ClO
ClO + O ==> Cl + O2
Dapat kalian lihat bahwa ternyawa satu atom Cl saja yang dilepaskan dari CFC dapat menyebabkan reaksi berantai yang sangan panjang. Setiap Cl yang bereaksi dengan ozon (O3) dapat menghasilkan atom Cl baru yang juga dapat bereaksi dengan O3. Reaksi berantai inilah yang menyebakan jumlah ozon diatmosfer bumi semakin berkurang dan bahkan kita sering mendengar istilah bocornya ozon.
Oleh karena itu,para ahli kimia mulai mencari alternatif anternatif lain yang dapat digunakan sebagai bahan pendingin tetapi tidak merusak lapisan ozon. Tetapi ini bukanlah pekerjaan yang mudah karena kebanyakan senyawa pengganti untuk CFC sebagai zat pendingin bersifat mudah terbakar, beracun atau menyebabkan masalah serius lainnya.
Sebagai contoh, senyawa alternatif yang sangat menjanjikan digunakan untuk mengantikan CFC sebagai pendingin adalah hidrofluorokarbon (HFC-134a) dengan rumus molekul CF3 – CH3F. dengan tidak adanya atom klorin pda molekul diharapkan ia tidak merusak lapisan ozon.
Tetapi, ada tiga masalah umum yang ditimbulkan dari penggunaan senyawa HFC-134a ini sebagai pengdingin.
- Mensintesis HFC-134a tidaklah mudah, membutuhkan biaya yang besar serta prosedur yang memiliki banyak tahap.
- Kita harus juga menganti sistem pendingin yang sudah ada di masyarakat dengan yang baru agar sesuai dengan karakteristik zat pendingin HFC-134a ini. Hal ini disebabkan karena tekanan yang digunakan untuk mendinginkan HFC-134a jauh lebih tinggi dibandingkan dengan CFCbiasa.
- Gas fluorokarbon yang dihasilkan merupakan gas yang memiliki “efek rumah kaca” yang sama dengan gas CO2. Ia menyerap sinar inframerah matahri sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Dengan masalah masalah diatas, tentu kita harus berfikir dengan baik – baik senyawa manakah yang lebih aman digunakan sebagai bahan pendingin.
Untuk kita ketahui bersama, hanya karena senyawa kimia tersebut tidak bereaksi di laboratorium bukan berarti senyawa tersebut tidak berbahaya bagi lingkungan. Tidak ada produk insutri kimia yang di lepaskan ke lingkungan dengan tidak mempertimbangkan dampaknya bagi lingkungan. Dalamjangka panjang senyawa – senyawa kimia tersebut akan menimbulkan masalah lingkungan dan manusia.
Sumber : buku textbook descriptive inorganic chemistry jilid 2
Posting Komentar untuk "Klorofluorokarbon (CFC)"