Apa Itu Hormon?
Hormon adalah molekul spesifik yang bertindak sebagai pembawa pesan kimia dalam sistem endokrin. Hormon diproduksi oleh organ – organ dan kelejar tertentu dan kemudian disekresikan ke dalam darah atau dalam cairan tubuh lainnya. Kebanyakan hormon diangkut oleh sistem sirkulasi ke berbagai area dalam tubuh, dan hormon ini hanya mempengaruhi sel atau organ tertentu.
Hormon mengatur beberapa aktivitas biologi seperti pertumbuhan, perkembangan, reproduksi (perkembang biakan), penggunaan dan penyimpanan energi, air dan keseimbangan elektrolit di dalam tubuh.
Sinyal Hormon
Hormon yang beredar di dalam aliran darah akan berkontak dengan sejumlah sel. Tetapi, hormon ini hanya akan bekerja pada sel – sel tertentu yang spesifik yang disebut dengan sel target.
Sel target memiliki reseptor (penerima) yang biasanya terletak di bagian permukaan membran sel ataupun didalam sel. Ketika hormon terikat pada reseptor sel, akan menyebabkan terjadinya perubahan fungsi sel itu. Jenis sinyal hormon yang seperti ini disebut dengan sinyal endokrin karena hormon mempengaruhi sel target dari kejauhan.
Ada juga hormon yang dapat mempengaruhi fungsi ker sel tetangganya. Hormon ini bekerja secara lokal sehingga hanya disekresikan ke dalam cairan yang mengelilingi sel.setelah disekresikan, hormon akan menyebar ke sel – sel tetangganya. Sinyal hormon yang seperti ini disebut dengan sinya parakrin.
Ada juga sinyal hormon yang disebut dengan autokrin dimanan ia tidak mempengaruhi fungsi dan kerja sel yang jaraknya jauh atau tetanggya, tetapi menyebabkan perubahan fungsi sel yang melepaskan homor itu sendiri.
Jenis – Jenis Hormon
Hormon bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok utama yaitu sebagai berikut :
1. Hormon peptida
Kelompok pertama merupakan hormon golongan protein yang tersusun atas asam – asam amino. Hormon petida bersifat larutdidalam air sehingga tidak bisa masuk ke dalam sel (menembus membran yang terbuat dari lemak).
Membran sel kita mengandung duap lapisan fosfolipid yang mencegah zat – zat yang tidak larut dalam lemak untuk berdifusi ke dalamnya. Agar hormon peptida bisa masuk ke dalam sel, maka ia harus berikatan dengan reseptor di permukaan sel. Terikatnya hormon di permukaan sel akan menyebabkan terjadinya perubahan didalam sel yaitu dengan cara mempengaruhi enzim di dalam sitoplasma.
Terikatnya hormon ke reseptor pada permukaan membran sel juga akan menyebabkan terjadinya produksi molekul pembawa pesan kedua, didalam sel. Molekul pembawa pesan ini akan membawa sinyal- sinyal kimia di dalam sel.
Salah satu contoh hormon golongan petida adalah hormon pertumbuhan
2. Hormon steroid
Hormon steoril bersifat larut dalam lemak sehingga bisa dengan mudah berdifusi lewat membran sel, masuk ke dalam sel. Hormon steroid berikatan dengan sel reseptor dalam sitoplasma, membentuk kompleks hormon - reseptor. Kompleks hormon - reseptor ini kemudian akan dibawa ke nukleus (inti sel).
Kompleks hormon steroid – reseptor kemudian akan berikatan dengan reseptor spesifik lainnya dalam kromatin (di inti sel). Kompleks ini memerlukan produksi molekul RNA tertentu yang disebut dengan mesenger-RNA (mRNA), yang merupakan kode untuk meproduksi protein.
Hormon steroid akan mempengaruhi fungsi gen tertentu seperti melakukan transipsi gen di dalam sel. Salah satu homro yang tergolong hormon steroid adalah hormon seks (androgen, esterogen dan progesteron) yang di produksi oleh gonad jantan dan betina.
Pengaturan Hormon Di Dalam Tubuh
Suatu hormon bisa saja diatur kerjanya oleh hormon lain, oleh kelenjar atau organ tertentu di dlam tubuh. Hormon yang emngatur pelepasan hormon lain disebut dengan hormon tropik. Mayoritas hormon tropik disekresikan oleh hipofisis anterior di dalam otak. Kelenjar hipotalamus dan kelenjar tiroid merupakan kenjer yang mengeluarkan hormon tropik.
Hipotalamus menghasilkan hormon tropik dengan nama thyrotopin – realising hormon (TRH) yang berfungsi untuk merangsang kelenjar di bawah otak untuk memproduksi hormon TSH (tiroid stimulating hormon). TSH adalah hormon tropik yang berfungsi untuk merangsang kelenjer trioid untuk menghasilkan dan mensekresikan hormon tiroid.
Organ dan kelenjar juga membantu dalam pengaturan hormon didalam tubuh seperti memonitor kandungan darah. Misalnya kelenjar pangkreas berfungsi untuk memonitor konsentrasi glukosa dalam darah. Jika kadarglukosa terlalu rendah, pangkreas akan emngeluarkan hormon glukagon untuk menaikkan kadar gula darah. Sedangkan jika kadar gula darah tinggi, maka pangkreas akan emngeluarkan hormon insulin untuk menurunkan kadar glukosa.
Selain diatur oleh hormon, kelenjar dan organ, hormon juga diatur oleh sistem yang disebut dengan umpan balik negatif (negative feedback). Pada sistem pengaturan hormon ini, stimulus awal aan dikurangi dengan respon yang di provokasi. Respon ini akan emnghilangkan stimulus awal dan kerjanya akan berhenti.
Salah satu contohnya adalah regulasi produksi sel darah atau yang disebut dengan eritropoiesis. Ginjal berfungsi untuk memantau kadaroksigen dalam darah. Bila kadar oksigen terlalu rendah, maka ginjal akan memproduksi dan melepaskan hormon eritropoietin (EPO) yang berfungsi untuk merangsang sumsum tulang belakang untuk memproduksi sel darah merah.
Jika kadar oksigen dalam darah kembali normal, maka ginjal akan memperlambat pelepasan EPO, sehingga terjadi penurunan produksi sel darah merah oleh sumsum tulang belakang.
Hormon mengatur beberapa aktivitas biologi seperti pertumbuhan, perkembangan, reproduksi (perkembang biakan), penggunaan dan penyimpanan energi, air dan keseimbangan elektrolit di dalam tubuh.
Sumber : www.thoughtco.com |
Hormon yang beredar di dalam aliran darah akan berkontak dengan sejumlah sel. Tetapi, hormon ini hanya akan bekerja pada sel – sel tertentu yang spesifik yang disebut dengan sel target.
Sel target memiliki reseptor (penerima) yang biasanya terletak di bagian permukaan membran sel ataupun didalam sel. Ketika hormon terikat pada reseptor sel, akan menyebabkan terjadinya perubahan fungsi sel itu. Jenis sinyal hormon yang seperti ini disebut dengan sinyal endokrin karena hormon mempengaruhi sel target dari kejauhan.
Ada juga hormon yang dapat mempengaruhi fungsi ker sel tetangganya. Hormon ini bekerja secara lokal sehingga hanya disekresikan ke dalam cairan yang mengelilingi sel.setelah disekresikan, hormon akan menyebar ke sel – sel tetangganya. Sinyal hormon yang seperti ini disebut dengan sinya parakrin.
Ada juga sinyal hormon yang disebut dengan autokrin dimanan ia tidak mempengaruhi fungsi dan kerja sel yang jaraknya jauh atau tetanggya, tetapi menyebabkan perubahan fungsi sel yang melepaskan homor itu sendiri.
Jenis – Jenis Hormon
Hormon bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok utama yaitu sebagai berikut :
1. Hormon peptida
Kelompok pertama merupakan hormon golongan protein yang tersusun atas asam – asam amino. Hormon petida bersifat larutdidalam air sehingga tidak bisa masuk ke dalam sel (menembus membran yang terbuat dari lemak).
Membran sel kita mengandung duap lapisan fosfolipid yang mencegah zat – zat yang tidak larut dalam lemak untuk berdifusi ke dalamnya. Agar hormon peptida bisa masuk ke dalam sel, maka ia harus berikatan dengan reseptor di permukaan sel. Terikatnya hormon di permukaan sel akan menyebabkan terjadinya perubahan didalam sel yaitu dengan cara mempengaruhi enzim di dalam sitoplasma.
Terikatnya hormon ke reseptor pada permukaan membran sel juga akan menyebabkan terjadinya produksi molekul pembawa pesan kedua, didalam sel. Molekul pembawa pesan ini akan membawa sinyal- sinyal kimia di dalam sel.
Salah satu contoh hormon golongan petida adalah hormon pertumbuhan
2. Hormon steroid
Hormon steoril bersifat larut dalam lemak sehingga bisa dengan mudah berdifusi lewat membran sel, masuk ke dalam sel. Hormon steroid berikatan dengan sel reseptor dalam sitoplasma, membentuk kompleks hormon - reseptor. Kompleks hormon - reseptor ini kemudian akan dibawa ke nukleus (inti sel).
Kompleks hormon steroid – reseptor kemudian akan berikatan dengan reseptor spesifik lainnya dalam kromatin (di inti sel). Kompleks ini memerlukan produksi molekul RNA tertentu yang disebut dengan mesenger-RNA (mRNA), yang merupakan kode untuk meproduksi protein.
Hormon steroid akan mempengaruhi fungsi gen tertentu seperti melakukan transipsi gen di dalam sel. Salah satu homro yang tergolong hormon steroid adalah hormon seks (androgen, esterogen dan progesteron) yang di produksi oleh gonad jantan dan betina.
Pengaturan Hormon Di Dalam Tubuh
Suatu hormon bisa saja diatur kerjanya oleh hormon lain, oleh kelenjar atau organ tertentu di dlam tubuh. Hormon yang emngatur pelepasan hormon lain disebut dengan hormon tropik. Mayoritas hormon tropik disekresikan oleh hipofisis anterior di dalam otak. Kelenjar hipotalamus dan kelenjar tiroid merupakan kenjer yang mengeluarkan hormon tropik.
Hipotalamus menghasilkan hormon tropik dengan nama thyrotopin – realising hormon (TRH) yang berfungsi untuk merangsang kelenjar di bawah otak untuk memproduksi hormon TSH (tiroid stimulating hormon). TSH adalah hormon tropik yang berfungsi untuk merangsang kelenjer trioid untuk menghasilkan dan mensekresikan hormon tiroid.
Organ dan kelenjar juga membantu dalam pengaturan hormon didalam tubuh seperti memonitor kandungan darah. Misalnya kelenjar pangkreas berfungsi untuk memonitor konsentrasi glukosa dalam darah. Jika kadarglukosa terlalu rendah, pangkreas akan emngeluarkan hormon glukagon untuk menaikkan kadar gula darah. Sedangkan jika kadar gula darah tinggi, maka pangkreas akan emngeluarkan hormon insulin untuk menurunkan kadar glukosa.
Selain diatur oleh hormon, kelenjar dan organ, hormon juga diatur oleh sistem yang disebut dengan umpan balik negatif (negative feedback). Pada sistem pengaturan hormon ini, stimulus awal aan dikurangi dengan respon yang di provokasi. Respon ini akan emnghilangkan stimulus awal dan kerjanya akan berhenti.
Salah satu contohnya adalah regulasi produksi sel darah atau yang disebut dengan eritropoiesis. Ginjal berfungsi untuk memantau kadaroksigen dalam darah. Bila kadar oksigen terlalu rendah, maka ginjal akan memproduksi dan melepaskan hormon eritropoietin (EPO) yang berfungsi untuk merangsang sumsum tulang belakang untuk memproduksi sel darah merah.
Jika kadar oksigen dalam darah kembali normal, maka ginjal akan memperlambat pelepasan EPO, sehingga terjadi penurunan produksi sel darah merah oleh sumsum tulang belakang.
Posting Komentar untuk "Apa Itu Hormon?"