Tata Nama Senyawa HIdrokarbon Siklik
Selain rantai lurus, salah satu keistimewaan senyawa hidrokarbon adalah dapat membentuk senyawa dengan struktur melingkar. Senyawa ini disebut dengan senyhawa siklo. Ada dari golongan alkana (hidrokarbon jenuh) sehingga disebut sikloalkana ataudari golongan alkena (hidrokarbon tak jenuh) yang disebut dengan sikloalkena.
Untuk membentuk siklik/struktur melingkar, minimal diperlukan tiga buah rantai karbon. Tetapi senyawa siklo hidrokarbon yang paling banyak ditemui adalah senyawa siklik dengan rantai karbon 6.
Untuk menamai senyawa siklik yang tidak bercabang/tersubtitusi cukup mudah yaitu dengan aturan : siklo + nama alkana (dilihat dari jumlah karbonnya).
Contoh :
Setiap sudut pada senyawa diatas menandakan atom karbon. Karena jumlah atom C nya 5, maka nama senyawa diatas adalah siklopentana.
Jika terdapat satu subtituen alkil yang jumlah C nya lebih pendek, maka senyawa siklikknya dianggap sebagai rantai induk. Penamaannya mengikuti aturan : nama cabang(alkil) + nama rantai induk (silik).
Contoh :
Nama : etilsikloheksana
Tetapi jika jumlah atom C satu subtituen itu lebih banyak dari senyawa sikliknya, maka yang menjadi rantai induk adalah subtituennya. Untuk senyawa yang begini, maka rantai induknya diberi nomor dengan atom C yang terikat ke senyawa siklik merupakan atom C no 1.Penamaannya mengikuti aturan : nomor senyawa siklik + nama senyawa siklik (alkil) + nama rantai induk (alkana).
Contoh :
Nama : 1-sikloheksiloktana
Jika senyawa siklik terikat pada rantai karbon yang panjang darinya, tetapi tidak diposisi atom C 1, maka penomoran dimulai dari ujung yang dengan dengan senyawa siklik.
Contoh :
Nama : 3-sikloheksiloktana
Jika ada dua subtituen alkil yang sama, maka penomoran dimulai dari alkil sembarang ke arah sehingga alkil yang lain mendapat nomor terendah.
Karena gugus alkil berada di sisi yang sama, kita juga mengikutkan tata nama cis dan transnya. Senyawa diatas memiliki tata nama cis. Kemudian penomoran dimulai dari C 1(lihat gambar). Nah arah penomoran adalah searah jaum jam sehingga alkil kedua mendapat nomor terendah yaitu no 2. Bukan berlawanan arah jarum jam sehingga alkil ke dua mendapat nomor 4.
Nama senyawa diatas adalah : cis – 1,2-dimetilsikloheksana.
Aturannya : cis atau trans + no alkil 1, no alkil 2 – di + nama alkil – sikloalkana
Untuk senyawa sikloalkena, aturan penamaannya sama dengan diatas, tetapi semua akihiran – ana diganti dengan – ena. Karena mengandung ikatan rangkap, maka atom C diberi nomor sehingga ikatan rangkapnya mendapat nomor terkecil. Dan jika terdapat subtituen, penomoran tetap dimulai dari yang dekat dengan ikatan rangkap sehingga ikatan rangkap ini mendapat nomor terkecil.
Contoh :
Nama : 1-sikloheksena
(penomoran yang benar) (penomoran yang salah, karena ikatan rangkap kedua
mendapat posisi 5)
Nama senyawa : 1,3-sikloheksadiena
Diena = mengandung dua ikatan rangkap.
Penomoran bukan dimulai dari atom C yang dekat cabang, tetapi yang dekat ke ikatan rangkap sehingga ikatan rangkapnya mendapat nomor terendah.
Nama senyawa diatas : 4-metil-1-sikloheksena
Jika ada dua buah ikatan rangkap dan satu subtituen, maka penomoran juga harus dimulai dari atom C yang dekat ikatan rangkap kearah yang sesuai sehingga ikatan rangkap kedua mendapat nomor terkecil.
Penomoran dimulai dari atom C pertama kearah searah jarum jam sehingga ikatan rangkap kedua mendapat posisi 3. Bukan kearah berlawanan arah jarum jam sehingga ikatan rangkap kedua mendapat nomor 5.
Nama senyawa diatas : 5-metil-1,2-sikloheksadiena.
Untuk senyawa hidrokarbon aromatik, kalian bisa mencari di blog ini tentang tata nama benzena. Karena hidrokarbon aromatik yang dibahas adalah benzena. Oke semoga mengerti bagaimana cara kita menamai senyawa hidrokarbon siklik baik sikloalkana, sikloalkena atau hidrokarbon aromatik (benzena).
Untuk membentuk siklik/struktur melingkar, minimal diperlukan tiga buah rantai karbon. Tetapi senyawa siklo hidrokarbon yang paling banyak ditemui adalah senyawa siklik dengan rantai karbon 6.
Untuk menamai senyawa siklik yang tidak bercabang/tersubtitusi cukup mudah yaitu dengan aturan : siklo + nama alkana (dilihat dari jumlah karbonnya).
Contoh :
Setiap sudut pada senyawa diatas menandakan atom karbon. Karena jumlah atom C nya 5, maka nama senyawa diatas adalah siklopentana.
Jika terdapat satu subtituen alkil yang jumlah C nya lebih pendek, maka senyawa siklikknya dianggap sebagai rantai induk. Penamaannya mengikuti aturan : nama cabang(alkil) + nama rantai induk (silik).
Contoh :
Nama : etilsikloheksana
Tetapi jika jumlah atom C satu subtituen itu lebih banyak dari senyawa sikliknya, maka yang menjadi rantai induk adalah subtituennya. Untuk senyawa yang begini, maka rantai induknya diberi nomor dengan atom C yang terikat ke senyawa siklik merupakan atom C no 1.Penamaannya mengikuti aturan : nomor senyawa siklik + nama senyawa siklik (alkil) + nama rantai induk (alkana).
Contoh :
Nama : 1-sikloheksiloktana
Jika senyawa siklik terikat pada rantai karbon yang panjang darinya, tetapi tidak diposisi atom C 1, maka penomoran dimulai dari ujung yang dengan dengan senyawa siklik.
Contoh :
Nama : 3-sikloheksiloktana
Jika ada dua subtituen alkil yang sama, maka penomoran dimulai dari alkil sembarang ke arah sehingga alkil yang lain mendapat nomor terendah.
Karena gugus alkil berada di sisi yang sama, kita juga mengikutkan tata nama cis dan transnya. Senyawa diatas memiliki tata nama cis. Kemudian penomoran dimulai dari C 1(lihat gambar). Nah arah penomoran adalah searah jaum jam sehingga alkil kedua mendapat nomor terendah yaitu no 2. Bukan berlawanan arah jarum jam sehingga alkil ke dua mendapat nomor 4.
Nama senyawa diatas adalah : cis – 1,2-dimetilsikloheksana.
Aturannya : cis atau trans + no alkil 1, no alkil 2 – di + nama alkil – sikloalkana
Untuk senyawa sikloalkena, aturan penamaannya sama dengan diatas, tetapi semua akihiran – ana diganti dengan – ena. Karena mengandung ikatan rangkap, maka atom C diberi nomor sehingga ikatan rangkapnya mendapat nomor terkecil. Dan jika terdapat subtituen, penomoran tetap dimulai dari yang dekat dengan ikatan rangkap sehingga ikatan rangkap ini mendapat nomor terkecil.
Contoh :
Nama : 1-sikloheksena
(penomoran yang benar) (penomoran yang salah, karena ikatan rangkap kedua
mendapat posisi 5)
Nama senyawa : 1,3-sikloheksadiena
Diena = mengandung dua ikatan rangkap.
Penomoran bukan dimulai dari atom C yang dekat cabang, tetapi yang dekat ke ikatan rangkap sehingga ikatan rangkapnya mendapat nomor terendah.
Nama senyawa diatas : 4-metil-1-sikloheksena
Jika ada dua buah ikatan rangkap dan satu subtituen, maka penomoran juga harus dimulai dari atom C yang dekat ikatan rangkap kearah yang sesuai sehingga ikatan rangkap kedua mendapat nomor terkecil.
Penomoran dimulai dari atom C pertama kearah searah jarum jam sehingga ikatan rangkap kedua mendapat posisi 3. Bukan kearah berlawanan arah jarum jam sehingga ikatan rangkap kedua mendapat nomor 5.
Nama senyawa diatas : 5-metil-1,2-sikloheksadiena.
Untuk senyawa hidrokarbon aromatik, kalian bisa mencari di blog ini tentang tata nama benzena. Karena hidrokarbon aromatik yang dibahas adalah benzena. Oke semoga mengerti bagaimana cara kita menamai senyawa hidrokarbon siklik baik sikloalkana, sikloalkena atau hidrokarbon aromatik (benzena).
Iya mbak bener, saya keliru itu, tapi malas editnya, heheh
BalasHapus