Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana Cara Kerja Termometer Dalam Mengukur Suhu?

Ada dua gelas air diatas meja. Air yang dikiri terasa panas, sementara air yang disebelah kanan terasa dingin. Jika kamu ingin menjelaskan kepada seseorang bahwa air yang dikiri lebih panas dibandingkan air yang dikanan, apa yang akan kamu lakukan?

Salah satu cara termudah menjelaskan perbedaan panas dan dingin adalah dengan mengukur suhu mengggunakan alat bernama Termometer. Jika kita ukur suhu kedua air didalam gelas tersebut, maka termometer yang mengukur suhu air di gelas sebelah kiri akan menunjukkan angka suhu yang lebih tinggi dibandingkan termometer yang mengukur suhu sebelah kanan.

Karena suhunya lebih tinggi, maka kita dapat memastikan bahwa air sebelah kiri lebih panas di bandingkan air sebelah kanan.

Tahukah kamu bagaimana cara kerja termometer dalam mengukur suhu? Untuk mencari tahu jawabannya, bacalah penjelasan di bawah ini.

Cara Kerja Termometer Cair {Merkuri}
Termometer cair merupakan termometer yang paling sederhana. Cara kerja termometer ini dalam mengukur suhu juga sangat sederhana. Termometer cair berbentuk seperti tabung kaca kecil yang didalamnya terdapat cairan, biasanya alkohol {etanol} dan merkuri.

Cairan ini yang berfungsi sebagai pengukur suhu. Baik alkohol maupun merkuri memiliki cara kerja yang sama dalam mengukur suhu. Oleh karena itu, untuk mengetahui cara kerja termometer cair, mari kita gunakan termometer yang menggunakan merkuri.

Merkuri sebenarnya adalah logam. Namun logam ini spesial, berbeda dengan logam lain kebanyakan yaitu ia berwuju cair pada suhu ruangan.

Ketika merkuri dimasukkan ke dalam zat yang bersifat panas, maka logam ini akan menyerap kalor dari zat tersebut dan akhirnya mengembang. Jumlah merkuri yang mengembang berhubungan langsung dengan suhu.

Misalnya, merkuri akan mengembang sebanyak x pada suhu 10 derajat celsius. Jika termometer digunakan untuk mengukur zat pada suhu 20 derajat celsius, maka merkuri akan mengembang dua kali lipat {2x} dibandingkan pada suhu 10 derajat celsius.
Dengan membuat skala pada termometer, maka kita dapat mengetahui suhu suatu zat.

Lalu, bagaimana cara kita membuat skala? Mari kita gunakan skala celsius agar lebih mudah dipahami karena skala ini didasarkan pada suhu air saat membeku {es} dan mendidih.

Sebagaimana yang kita ketahui, es bersuhu 0 derajat celsius. Jika kita celupkan termometer ke dalam es, merkuri akan berada pada posisi tertentu di dalam termometer. Posisi merkuri ini kita tandai sebagai titik terendah 0 derajat celsius pada skala kita.

Dengan cara yang sama, ketika termometer dimasukkan ke alam air mendidih, maka merkuri akan mengembang sampai pada posisis tertentu. Posisi merkuri tersebut dapat kita tandai sebagai titik 100 derajat celsius.

Setelah kita mendapatkan titik terendah dan tertinggi pada skala termometer, kita tinggal membagi daerah diantara dua skala tersebut menjadi 100 bagian untuk menunjukkan kenaikan suhu setiap satu erajat celsius.
Kiri: Termometer raksa dan kanan: termometer alkohol.
Voila, dengan begitu, skala termometer telah berhasil dibuat dan termometer siap digunakan untuk mengukur suhu.

Cara Kerja Termometer Elektronik
Salah satu keterbatasan termometer cair adalah bahwa termoemeter ini membutuhkan waktu bereaksi hingga merkuri mengembang sempurna pada suhu tertentu. Jika kamu tidak teliti dan terlalu tergesa-gesa, kamu maka pengukuran suhu yang kamu lakukan bisa saja tidak akurat.

Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan termometer elektronik atau termometer digitas.

Dengan termometer digitas, kamu cukup celupkan ujung termometer ke zat yang ingin diuur suhunya, maka secara instan layar akan menampilkan berapa suhu zat tersebut baik dalam derajat celsius maupun Fahrenheit.
Cara kerja termometer digitas sangat berbeda dengan termometer cair. Dalam mengukur suhu, termometer digital didasarkan pada kemudahan suatu logam dalam mengalirkan listrik terhadap perubahan suhu.

Ketika logam panas, atom-atom didalamnya akan bervibrasi lebih banyak sehingga menyulitkan listrik untuk mengalir. Pada saat seperti ini, hambatan {resistensi} meningkat.

Tetapi ketika suhu logam rendah, elektron bergerak lebih bebas i dalam logam dan resitensi {hambatan} menurun.

Dengan meletakkan voltase pada ujung logam termometer digital dan mengukur berapa banyak arus listrik yang dapat mengalir melaluinya, kita dapat mengetahui suhu dari suatu zat.

Misalnya, ketika kita celupkan ujung logam termomoter digital ke dalam air mendidih, maka panas akan membuat listrik susah mengalir pada logam tersebut. Pada saat seperti ini, hambatan naik. Sebuah mikochip yang berada di dalam termometer akan mengukur besarnya hambatan dan mengubahnya menjadi suhu yang dapat dibaca pada layar digital termometer.

Dengan menggunakan termometer digitas, pengukuran suhu menjadi lebih mudah dan cepat.

Nah, apakah kamu sudah memahami bagaimana cara kerja termometer, baik termometer cair maupun termometer digital? Semoga, artikel ini dapat membantu meningkatkan wawasanmu terhadap ilmu pengetahuan ya. Sampai jumpa di artikel lainnya.

Sumber: explainthatstuff.com

Posting Komentar untuk "Bagaimana Cara Kerja Termometer Dalam Mengukur Suhu?"