Pengertian, Struktur, Sifat, Pembuatan, Kegunaan dan Bahaya Natrium Hidroksida (NaOH)
Di dalam artikel ini kamu dapat menemukan informasi tentang NaOH mulai dari pengertian, struktur, sifat, kegunaan dan bahaya dari natrium hidroksida atau NaOH.
Apa Itu Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida adalah salah satu bahan kimia laboratorium yang bersifat basa kuat, dapat larut dan mengion di dalam air menghasilkan ion Na+ dan OH-.
Menurut teori Arrhenius, ion OH- yang dilepaskan oleh NaOH inilah yang membawa sifat basa pada senyawa tersebut.
Selain diberi nama natrium hidroksida NaOH juga memiliki nama lain yang lebih populer yaitu soda kaustik.
Struktur Natrium Hidroksida (NaOH)
Dalam NaOH, terdapat ikatan ionik antara ion Na+ dan ion OH-. Tetapi kata antara O dengan H dalam OH- adalah kovalen.
Pada suhu ruangan, NaOH merupakan kristal padat dengan struktur ortorombik berwarna putih, tidak berbau dan dapat menyerap uap air dan karbondioksida langsung dari udara.
Sifat natrium hidroksida yang dapat menyerap uap air ini disebut dengan Higroskopis.
Perhatikan gambar dari struktur dan wujud kristal NaOH pada suhu kamar di bawah ini.
Sifat Fisika Natrium Hidroksida (NaOH)
- Berwujud padat pada suhu kamar
- Bersifat higroskopis atau dapat menyerap uap air dari udara. Oleh karena itu, NaOH harus disimpan dalam botol tertutup agar padatannya tidak berair. Hal yang sama juga berlaku pada saat menimbang NaOH untuk keperluan percobaan.
- Bersifat basa kuat dan dapat menetralkan asam
- NaOH mengion sempurna di dalam air dengan derajat ionisasi 1 atau 100%.
- Larut dan mengion di dalam air menghasilkan ion Na + dan ion OH- menurut persamaan reaksi: NaOH(aq) ⇒ Na+(aq) + OH-(aq)
- Padatan NaOH bersifat sangat korosif. Jika kristal NaOH mengenai kulit atau mata dapat menyebabkan iritasi. Hal ini disebabkan karena NaOH adalah zat yang dapat menguraikan protein pada kulit.
- Melarutkan NaOH dalam air adalah proses yang eksotermik ( membebaskan kalor dalam jumlah yang cukup besar).
- NaOH terasa licin jika tersentuh oleh kulit. Hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi saponifikasi atau reaksi penyabunan antara NaOH dengan minyak alami yang terdapat pada kulit kita. Reaksi tersebut menghasilkan sabun yang terasa licin.
- Karena dapat menghasilkan ion-ion ketika larut di dalam air maka NaOH dapat menghantarkan arus listrik sehingga disebut sebagai zat elektrolit kuat.
Sifat Kimia Natrium Hidroksida (NaOH)
NaOH dibuat dengan cara elektrolisis larutan NaCl atau air laut sebagai bahan utamanya.
- Dapat bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air. Reaksi ini disebut dengan reaksi penetralan. Contoh: NaOH + HCl ⇒ NaCl + H2O (NaCl = garam)
- Dapat bereaksi dengan oksida asam seperti SO2. Reaksi ini sangat berguna dalam proses industri yang dapat menghasilkan gas berbahaya bagi lingkungan seperti SO2 dan H2S. Dengan menggunakan NaOH yang dapat bereaksi dengan SO2 dan H2S, gas berbahaya ini dapat dicegah untuk tidak lepas ke atmosfer.
- Bereaksi dengan endotermik dengan besi (Fe) pada suhu tinggi menghasilkan besi(III)oksida, logam Na dan gas H2.
- Mengalami reaksi pengendapan. Hidroksida dari logam logam transisi umumnya tidak larut di dalam air. NaOH bisa digunakan untuk mengendapkan logam-logam berat tersebut agar tidak mencemari air.
- Mengalami reaksi saponifikasi yaitu reaksi antara basa dengan suatu asam lemak menghasilkan sabun. Reaksi saponifikasi merupakan metode utama yang digunakan oleh orang-orang untuk membuat sabun mandi.
NaOH dibuat dengan cara elektrolisis larutan NaCl atau air laut sebagai bahan utamanya.
Ada tiga metode elektrolisis yang dapat digunakan untuk memproduksi NaOH. Ketiga metode ini menghasilkan NaOH dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan singkat tentang ketiga proses elektrolisis tersebut.
Elektrolisis menggunakan Sel Merkuri
- Pada elektrolisis ini dihasilkan logam na pada katoda merkuri dalam bentuk amalgam
- Kemudian logam na direaksikan dengan air membentuk NaOH
- Karena proses elektrolisis ini melibatkan merkuri atau raksa, ada kekhawatiran bahwa merkuri yang lepas dapat membahayakan lingkungan walaupun metode modern diklaim lebih aman.
- Menggunakan baja sebagai katoda
- Pada proses ini mungkin saja NaOH yang terbentuk di katoda bereaksi dengan gas klorin yang dihasilkan di anoda. Oleh karena itu untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan ini digunakan diafragma berpori yang bersifat permeabel sebagai pemisah antara katoda dengan anoda.
- Diafragma yang bersifat permeabel ini memungkinkan terjadinya pertukaran materi melewati pori-porinya.
- NaOH yang dihasilkan dari proses ini memiliki konsentrasi sekitar 50% dan bercampur dengan garam yang dapat dipisahkan melalui proses evaporasi atau penguapan.
- Juga menggunakan membran sama seperti sel diafragma tetapi membran ini terbuat dari polimer.
- Membran ini bersifat semipermeabel yang hanya dapat dilewati oleh molekul air dalam jumlah sedikit dan ion Na+.
- Dapat menghasilkan NaOH dengan konsentrasi tinggi serta lebih efisien dibandingkan dua metode sebelumnya.
- Digunakan dalam industri pembuatan sabun, rayon, kertas, bahan peledak, pewarna dan dalam industri perminyakan
- Selain itu NaOH juga digunakan dalam proses pembuatan kain tekstil, sebagai pemutih dan dalam proses pembersihan dan pelapisan logam serta untuk membuat disinfektan.
- Digunakan untuk membuat obat-obatan seperti obat penghilang nyeri seperti aspirin, zat anti koagulan (anti pembekuan darah) dan obat-obat penurun kadar kolesterol dalam tubuh.
- Digunakan untuk mengontrol keasaman air dan pembantu membuang logam-logam berat yang mungkin terdapat di dalam air.
- NaOH digunakan dalam proses ekstraksi alumina dari bijinya.
Semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi kamu yang telah berkunjung ke blog ini.
Bagus sekali
BalasHapus