Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jelaskan Cara Menentukan Apakah Suatu Reaksi Tergolong Redoks Atau Bukan!

Artikel ini berisi contoh soal dan pembahasan tentang cara menentukan apakah suatu reaksi tergolong redoks atau bukan berdasarkan perubahan bilangan oksidasinya.

Sudah dijelaskan bahwa reaksi redoks merupakan reaksi yang didalamnya terdapat spesi yang mengalami reduksi (biloks turun) sekaligus terdapat spesi yang mengalami oksidasi (biloks naik).

Berarti, untuk menentukan apakah suatu reaksi adalah redoks atau bukan, kita harus tentukan terlebih dahulu biloks unsur-unsur dalam reaksi itu. 

Jika ada spesi yang biloksnya naik dan turun di reaksi, maka reaksi itu adalah reduksi. 

Contoh Soal 1

Makakah diantara reaksi berikut ini yang redoks atau bukan. 

A. 2NaCl + H2SO4 ⇒ Na2SO4 + 2HCl

B. 2Cl2 + 2H2O ⇒ 4HCl + O2

Pembahasan

Reaksi a: 2NaCl + H2SO4 ⇒ Na2SO4 + 2HCl

NaCl, biloks Na = +1 (gol IA)

biloks Na + biloks Cl = 0

+1 + biloks Cl = 0

biloks Cl (dalam NaCl) = -1 

H2SO4, biloks H = +1 dan O = -2 

2 x biloks H + biloks S + 4 x biloks O = 0

biloks S (H2SO4) = - 2 + 8 = +6

Na2SO4, biloks Na = +1 dan O = -2

2 x biloks Na + biloks S + 4 x biloks O = 0

biloks S (Na2SO4) = 8 - 2 = +6

HCl, biloks H = +1

biloks H + biloks Cl = 0

biloks Cl (dalam HCl) = -1

                +1   -2                 -2     +1-1
2NaCl + H2SO4 ⇒ Na2SO4 + 2HCl
   +1-1     +2+6-8      +1 +6 -8


Kalau kita lihat, ternyata biloks Cl maupun S tidak mengalami perubahan. Biloks tetap sama pada bagian reaktan dan produk. 

Maka, kita simpulkan bahwa reaksi a bukan redoks. 

Reaksi b: 2Cl2 + 2H2O ⇒ 4HCl + O2

Biloks Cl dalam Cl2 = 0

Biloks H dan O pada H2O berturut-turut adalah +1 dan -2. 

Kemudian, biloks H dan Cl pada HCl berturut-turut adalah +1 dan -1. Lihat kembali penyelesaian reaksi a sebelumnya. 

Dan, biloks O dalam O2 adalah 0. 

2Cl2 + 2H2O ⇒ 4HCl + O2
   0        +1 -2        +1-1    0      

Biloks Cl turun dari 0 menjadi -1

Biloks O naik dari -2 menjadi 0

Karena di dalam reaksi diatas ada biloksnya turun dan ada pula yang naik, maka reaksi diatas tergolong reaksi redoks. 

Contoh Soal 2

Reaksi dibawah ini yang merupakan reaksi redoks adalah…….. 

  1. KCl + AgNO3 ⇒ AgCl + KNO3
  2. 2KI + MnO2 + 2H2SO4 ⇒ K2SO4 + MnSO4 + 2H2O + I2
  3. 2NaOH + H2SO4 ⇒ Na2SO4 + H2O
  4. CaCO3 + 2HCl ⇒ CaCl2 + CO2 + H2O 
  5. CaO + CO2 ⇒ CaCO3

Pembahasan

Bagi yang sudah mahir, pasti dapat menentukan secara cepat mana reaksi yang redoks atau bukan dari soal diatas. 

Karena ini contoh soal, mari kita cek satu-persatu reaksi diatas. 

Perhatikan gambar dibawah ini. 

Reaksi yang redoks adalah reaksi b. 

Tips agar cepat menemukan jawaban soal kedua ini adalah lakukan cek secara acak. Siapa tahu reaksi pertama yang kita pilih adalah jawaban dari soalnya. 

Kan kesel banget ya kalau kita udah cek berurut dari option A, ternyata jawabannya adalah E.

Selain reaksi redoks yang normal seperti reaksi-reaksi sebelumnya, ada dua jenis reaksi redoks lain yang perlu kamu ketahui yaitu: 

Reaksi autoredoks atau disproporsionasi yaitu jenis reaksi redoks dimana oksidator dan reduktor adalah spesi yang sama. 

Contoh: H2O ⇒ H2 + O2
              +1 -2        0       0

Pada reaksi penguraian H2O diatas, H2O bertindak sebagai reduktor sekaligus oksidator. Hal ini disebabkan karena kedua unsur penyusunnya mengalami reduksi (H) dan oksidasi (O). 

Reaksi jenis inilah yang disebut dengan reaksi redoks disproporsionasi. 

Reaksi konproporsionasi yaitu jenis reaksi redoks dimana hasil reduksi dan oksidasinya adalah spesi yang sama. 

Contoh: H2 + Cl2 ⇒ HCl 
                0         0      +1 -1

Pada reaksi diatas, H2 mengalami reduksi dan Cl2 mengalami oksidasi, tetapi hasil reduksi dan oksidasinya sama yaitu HCl. 

Reaksi inilah yang disebut dengan reaksi redoks konproporsionasi. 

Sekian penjelasan tentang menentukan suatu reaksi termasuk redoks atau bukan. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Jelaskan Cara Menentukan Apakah Suatu Reaksi Tergolong Redoks Atau Bukan!"