Kestabilan Unsur
Di dalam artikel ini kamu akan menemukan penjelasan tentang susunan elektron yang bersifat stabil dan tidak stabil untuk unsur-unsur dalam tabel periodik dan alasannya.
- Susunan elektron yang bersifat stabil
- Aturan kestabilan unsur
- Cara suatu unsur yang belum stabil mencapai kestabilan
Kestabilan Unsur
Bagaimana Ciri-Ciri Susunan Elektron Suatu Unsur Yang Bersifat Stabil dan Tidak Stabil?
Di alam, unsur hidrogen dan nitrogen berada dalam bentuk diatom yaitu H2 dan N2. Begitu juga dengan kalsium yang bisa diperoleh dengan mengolah batu kapur, CaCO3.
Kebanyakan unsur dalam tabel periodik ditemukan berikatan baik dengan sesamanya maupun dengan unsur lain.
Tapi, ada satu golongan unsur pada tabel periodik yang ditemukan dalam keadaan bebas (monoatom) di alam. Atom-atom dari unsur ini sangat jarang berikatan dengan atom lain. Unsur tersebut adalah unsur gas mulia.
Timbul pertanyaan, mengapa unsur gas mulia ditemukan dalam keadaan bebas di alam, sementara unsur lainnya tidak?
Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan diatas, mari kita lihat konfigurasi elektron dari unsur gas mulia, kemudian bandingkan dengan unsur lain.
Konfigurasi elektron dari beberapa unsur gas mulia adalah sebagai berikut.
He (2) = 1s^2
Ne (10) = 1s^2 2s^2 2p^6
Ar (18) = 1s^2 2s^2 2p^6 3s^2 3p^6
Kr (36) = 1s^2 2s^2 2p^6 3s^2 3p^6 4s^2 3d^10 4p^6
…….
Apa yang dapat kamu amati dari konfigurasi elektron unsur gas mulia diatas?
Yang kita bisa amati pertama kali adalah bahwa setiap orbital dari unsur - unsur gas mulia diatas terisi penuh oleh elektron. Bandingkan konfigurasinya dengan unsur lain seperti Si (14) atau Fe (26).
Si = 1s^2 2s^2 2p^6 3s^2 3p^2
Fe = 1s^2 2s^2 2p^6 3s^2 3p^6 4s^2 3d^6
Orbital 3p dari Si hanya terisi dua elektron (penuh = 6) dan orbital 3d Fe hanya terisi 6 elektron (penuh = 10). Karena unsur selain gas mulia memiliki orbital yang tidak terisi penuh oleh elektron, unsur menjadi tidak stabil.
Orbital unsur yang tidak terisi penuh elektron berpeluang besar untuk diisi oleh elektron unsur lain sehingga terbentuklah ikatan kimia. Sedangkan pada unsur gas mulia, seluruh orbitalnya terisi penuh oleh elektron sehingga tidak ada tempat lagi bagi elektron dari unsur lain untuk masuk. Hal tersebut menyebabkan unsur golongan ini sukar bereaksi dan bersifat stabil.
Oleh karena itulah, unsur-unsur gas mulia dapat ditemukan dalam keadaan bebas/monoatom di alam.
Kesimpulan:
Unsur akan bersifat stabil jika memiliki orbital - orbital yang terisi penuh oleh elektron.
Hal kedua yang dapat kita amati dari konfigurasi elektron unsur gas mulia adalah jumlah elektron valensinya. Jika kalian perhatikan, kecuali He, unsur gas mulia lain memiliki elektron valensi berjumlah 8.
He (2) = 2
Ne (10) = 2 8
Ar (18) = 2 8 8
Kr (36) = 2 8 18 8
……….
Sementara, kebanyakan unsur lain seperti Na (11) atau Cl(17), elektron valensinya tidak berjumlah 8 (elektron valensi Na= 1, dan Cl = 7)
Na (11) = 2 8 1
Cl (17) = 2 8 7
Berarti, unsur - unsur yang stabil memiliki elektron valensi berjumlah 2 atau 8, seperti pada unsur gas mulia.
Kesimpulan:
Unsur stabil jika punya elektron valensinya berjumlah 2 (berlaku untuk beberapa unsur saja) atau 8.
Aturan tentang kestabilan unsur yang memiliki elektron valensi berjumlah 2 disebut dengan Aturan Duplet dan yang berjumlah 8 disebut Aturan Oktet.
Apa Yang Terjadi Pada Unsur Yang Bersifat Tidak Stabil?
Unsur lain yang tidak stabil cenderung untuk mencapai kestabilan seperti yang dimiliki oleh unsur gas mulia. Oleh karena itulah, unsur yang tidak stabil membentuk ikatan kimia dengan unsur lain agar tercapai kestabilan yang diinginkan.
Bagaimana Cara suatu Unsur Mencapai Kestabilan?
Ada tiga cara agar suatu unsur dapat mencapai kestabilan, yaitu:
Melepaskan Elektron
- Unsur-unsur yang punya elektron valensi kurang dari emapt (unsur golongan A0, akan stabil dengan cara melepaskan elektron terluar miliknya.
- Setelah melepaskan elektron, atom akan berubah menjadi ion positif.
- Muatan positif dari ion yang terbentuk sama dengan jumlah elektron yang dilepaskan.
- Contoh: Na = 1 9 1, karena ev Na kuran dari 4,maka unsur ini stabil dengan melepaskan satu elektron valensi miliknya membentuk ion Na+1 atau Na+.
- Unsur-unsur yang stabil dengan cara menyerap elektron dari luar adalah unsur-unsur yang memiliki jumlah elektron valensi >4.
- setelah menyerap sejumlah elektron, maka akan terbentuk ion negatif yang muatan negatifnya sama dengan elektron yang diserap.
- Contoh: O = 2 6, karena punya elektron valensi > 4, maka unsur O akan stabil jika menyerap dua elektron dari luar membentuk ion negatif bermuatan - 2 (O-2).
- Selain dengan melepas/menyerap elektron, unsur-unsur dapat juga stabil dengan cara memakai sejumlah pasangan elektron secara bersama-sama
- Ikatan yang terbentuk dari pemakaian bersama pasangan elektron ini adalah ikatan kovalen
- Cotnoh: pada molekul HCl, antara atom H dan Cl terjadi pemakaian bersama satu pasang elektron. Sedangkan pada molekul N2, terjadi pemakaian bersama tiga pasang elektron secara bersama-sama.
Sekian penjelasan tentang susunan elektron suatu unsur yang bersifat stabil atau tidak stabil. Semoga penjelasan di atas bermanfaat.
- Contoh Soal Gaya Antar Molekul dan Pembahasannya
- Materi Gaya Antar Molekul
- Materi Aturan Oktet dan Penyimpangannya
- Contoh Soal Teori Hibridisasi
- Contoh Soal Bentuk Geometri Molekul dengan Teori Domain elektron
- Materi Bentuk molekul dengan teori domain elektron
- Contoh soal Bab Ikatan Kimia Ikatan Kovalen dan Senyawa Kovalen
- Jenis-Jenis Ikatan Kovalen
- Perbedaan Ikatan Ion dan Kovalen Dari Proses Pembentukannya
- Contoh soal bab Ikatan kimia kestabilan unsur dan struktur lewis
- Daftar berbagai macam bentuk molekul senyawa dengan teori domain elektron
- Perbedaan ikatan kovalen polar dan non polar
- Contoh soal tentang struktur lewis
- Struktur Lewis senyawa ion
- Struktur Lewis senyawa kovalen
Posting Komentar untuk "Kestabilan Unsur"