Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Indikator Asam Basa

Indikator asam basa adalah zat yang menunjukkan ciri ciri tertentu yang berbeda dalam larutan asam atau basa sehingga bisa dijadikan patokan untuk menentukan sifat asam basa suatu zat. Perbedaan yang biasa ditunjukkan adalah warna indikator tersebut dalam larutan asam atau basa.

Salah satu indikator asam basa yang paling sering digunakan dilaboratorium adalah kertas lakmus. Kertas lakmus ada dua warna yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Jika lakmus merah dan biru  dicelupkan kedalam larutan asam, maka lakmus merah tidak berubah warna (tetap merah) sedangkan lakmus biru akan berubah menjadi merah.

http://www.avkimia.com/
Kertas Lakmus Merah dan Biru. Sumber : commons.wikimedia.org

Sedangkan jika lakmus merah dan biru kita celupkan kedalam larutan basa, yang akan berubah warna adalah lakmus merah yang menjadi biru, sedangkan lakmus biru tetap.

Kertas lakmus            Asam              Basa           Netral
Lakmus merah             Merah             Biru            Merah

Lakmus biru                 Merah             Biru            Biru

Didalam lakmus tersebutlah terdapat zat yang disebut indikator asam basa. Indikator asam basa ini adalah asam atau basa lemah yang akan membentuk kesetimbangan dalam air. Misalkan saja asam lemah HIn (In = indikator) didalam air akan mengalami ionisasi sebagai berikut :

HIn(aq)  <==> H+(aq) + In-(aq)
Warna 1                            Warna 2

Dalam ionisasi setimbang indikator diatas akan terdapat dua warna yaitu warna 1 jika HIn nya banyak dan warna 2 jika In- nya yang banyak.

Ketika insikator dimasukkan kedalam asam, maka tentu ion H+ dari reaksi diatas akan bertambah oleh ion H+ dari asam sehingga reaksi kesetimbangan akan bergeser kekiri sehingga jumlah HIn bertambah banyak. Pada keadaan ini maka muncullah warna 1.

Sedangkan jika kita masukkan indikator kedalam larutan basa, maka ion OH- dari basa akan bereaksi dengan H+ dari indikator membentuk air ang bersifat netral. Hal ini mengakibatkan kesetimbangan akan bergeser kearah pembentukan kanan lebaih banyak. Pada keadaan ini akan muncul warna 2.

Begitulah secara sederhana mekanisme penggunaan indikator asam basa bisa menentukan sifat asam basa suatu zat.

Selain kertas lakmus kita juga bisa menggunakan indikator lain misalnya dari bahan alam seperti bungan kembang sepatu, bunga bogenvil, mawar, kunyit, kubis ungu, bit dan lain lain. Bahan alami ini juga akan menunjukkan warna berbeda jika dimasukkan kedalam asam dan basa.

Trayek Perubahan Indikator Asam Basa
Kertas lakmus itu mempunyai trayek/ rentang pH tertentu yang akan membuatnya berubah dari merah kebiru atau sebaliknya. Pada pH kecil dari 5,5 maka lakmus akan berwarna merah yang menandakan sifat asam sedangkan diatas pH = 8 barulah lakmus menunjukkan warna biru.

Nah bagaimanakah lakmus menunjukkan warna pH diatara 5,5 dan 8, misalnya air dengan pH = 7? Jika kita mencelupkan kertas lakmus kedalam air yang pH = 7, maka warna yang timbul adalah perpaduan antara warna merah dan biru. Semakin dekat ke pH 5,5 tentu warna merahnya akan lebih dominan, sedangkan jika mendekatik pH 8 maka warna birunya akan lebih dominan.

Dari hal tersebut diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa perubahan warna indikator tidak terjadi secara langsung (dari merah kebiru atau sebaliknya) melainkan secara gradual diantara rentang pH tertentu. Rentang pH dimana indikator mulai berubah warna itulah yang disebut dengan trayek pH.

Berikut beberapa indikator dengan trayek pH serta perubahan warnanya.

Indikator               Trayek pH                  Perubahan warna
Metil Kuning          2,4 - 4                         Merah - Kuning
Bromfenol Biru      3,0 - 4,2                      Kuning - Biru
Metil jingga            3,1 - 4,4                      Jingga - Kuning
Bromkesol Hijau    3,8 - 5,4                      Kunig -Biru
Metil Merah            4,2 - 6,3                      Merah - Kuning
Bromkesol Ungu     5,2 - 6,8                     Kuning - Ungu
Lakmus                   5,5 - 8                         Merah - Biru
Bromtimol Biru      6,1 - 7,6                       Kuning Biru
Fenol Merah            6,8 - 8,4                      Kuning - Merah
Merah Kresol          7,2 - 8,8                     Kuning - Merah
Timol Biru               8,0 - 9,6                     Kuning - Biru
Fenolftalein              8,2 - 10                      Tak berwarna - Merah
Timolftalein             9,3 - 10,5                   Tak berwarna - Biru    

Dengan menggunakan beberapa indikator asam basa diatas kita bisa memprediksi pH suatu zat dengan rentag pH sekecil mungkin. Dengan memilih indikator yang tetap maka kita akan dapat memprediksi berapa kisaran pH dari suatu zat yang tidak diketahui.

Contoh :
Diketahui trayek pH beberapa insikator sebagai berikut:
Indikator                  Trayek pH              Perubahan Warna
Metil Merah             4,2 - 6,3                  Merah - Kuning
Bromtimol Biru       6,0 - 7,6                   Kuning - Biru
Fenolftalein              8,3 - 10                   Tak berwarna Merah

Suatu larutan memberikan warna kuning dengan indikator metil merah, warna biru dengan indikator bromtimol biru dan tidak berwarna dengan indikator Fenolftalein. Berapa pH laruta itu?

Pembahasan :
Metil merah = Kuning ==> pH >> 6,3
Bromtimol Biru = Biru ==> pH >> 7,6
Fenol Ftalein = Tidak berwarna ==> pH << 8,3

Jika kita plot dalam garis bilangan hasilnya akan seperti ini :


Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa pH larutan tersebut berada dikisaran 7,6 - 8,3. 

Gambar dengan sumber commons.wikimedia.org adalah gambar yang dilabeli untuk digunakan ulang. Source link.

Posting Komentar untuk "Indikator Asam Basa"