Oksida – Oksida Belerang
1. Sulfur dioksida
Sulfur dioksida (SO2) merupakan oksida sulfur yang umum, yang berbentuk gas tidak berwarna, kerapatannya tinggi, bersifat racun dan memiliki rasa yang asam. Karena bersifat racun, kadar SO2 yang diperbolehkan di udara adalah maksmum 5 ppm, tetapi tanaman akan sangat berdampak walaupun pada konsentrasi lebih rendah yaitu 1 ppm.
Rasa asam timbul ketika SO2 di udara bereaksi dengan air yang ada pada lidah membentuk asam lemah asam sulfit sesuai dengan reaksi berikut :
SO2(g) + H2O(l) <==> H2SO3(aq)
Gas SO2 sangat larut didalam air, tetapi seperti amonia dan karbon dioksida, hampir semua gas terlarut ada dalam bentuk molekul SO2. Hanya sebagian kecil saja dalam bentuk asam sulfit (H2SO3).
Untuk membuat gas SO2 di laboratorium, ditambahkan asam ke dalam larutan yang mengandung ion sulfit atau hidrogen sulfit. Produk yang dihasilkan adalah gas SO2 sesuai dengan persamaan reaksi berikut :
Dalam larutan yang mengandung ion sulfit
SO32-(aq) + 2 H+(aq) ==> H2O(l) + SO2(g)
Dalam larutan yang mengandung ion hidrogen sulfit.
HSO3-(aq) + H+(aq) ==> H2O(l) + SO2(g)
SO2 adalah salah satu dari sedikit gas yang dapat bertindak sebagai agen pereduksi, sedangkan dirinya sendiri dengan mudah teroksidasi menjadi ion sulfat.
Contoh :
SO2(g) + 2H¬2O(l) ==> SO42-(aq) + 4H+(aq) + 2e
Ketika pertama kali bumi memadat, SO2 dalam jumlah besar di produksi dari aktivitas letusan gunung berapi. Namun sekarang, jumlah SO2 di atomesfer sangat banyak. Pembakaran bahan bakar fosil adalah salah satu penyumbang terbesarnya karena hampir semua bahan bakr fosil mengandung senyawa-senyawa belerang.
Pada tahun 1950 – an, di London dihasilkan asap berwarna kuning yang merupakan gas SO2 yang dihasilkan dari pembakaran lampu yang menggunakan bahan bakar fosil. Gas ini menyebabkan kematian.
Sekarang-sekarang ini, selain dari asap kendaraan bermotor, pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energi untuk mnghasilkan listrik adalah salah satu sumber utama banyaknya SO2 di atomosfer bumi.
Minyak juga merupakan sumber banyaknya SO2 di udara. Minyak minyak dengan kualitas rendah dan harga murah ketika dibakar dapat menghasilkan gas SO2 dengan jumlah yang banyak. Hal ini akan membperburuk kualitas udara.
Sumber terakhir banyaknya SO2 di udara adalah dari proses pengolahan mineral yang mengandung belerang. Proses pengolhan mineral ini di banyak smelting menyebabkan belerangnya teroksidasi menjadi belerang dioksida yang lepas ke udara.
Dulu,untuk mengurangi masalah polusi udara oleh gas yang dihasilkan oleh pabrik adalah dengan membuat cerobong asap buangan lebih tinggi, sehingga SO2 yang dihasilkan bisa berlajan lebih jauh dari lingkungan parbik.
Seiring berjalannya waktu, SO2 yang ada di bagian atas atomsfer akan bereaksi dengan air membentuk asam sulfat yang merupakan asam yang lebih kuat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
SO2(g) + H2O(g) + “O” ==> H2SO4(aq)
Asam sulfat akan larut ke dalam air hujan dan turun sebagai peristiwa yang dikenal dengan hujan asam. Memang tidak terjadi di sekitar proses insudtri, tetapi dapat terjadi didaerah lain dan membahayakan orang.
Akhir – akhir ini para peneliti mempelajari bagaimana caranya mengurangi emisi gas SO2 pada proses industri. Salah satunya adalah dengan mengubah SO2 menjadi CaSO4.
Dalam prosesnya, bubuk kapur (kalsium karbonat) dicampur dengan bara. Batu baranya kemudian dibakar menghasilkan panas sekitar suhu 1000 0C. suhu ini cukup tinggi untuk mendekomposisikan kalsium karbonat sesuai dengan reaksi berikut :
CaCO3(s) ===> CaO(s) + CO2(g)
Kalsium oksida akan bereaksi dengan gas SO2 dan oksigen menghasilkan calsium sulfat.
2CaO(s) + 2SO2(g) + O2(g) ===> 2 CaSO4(s)
Kalsium sulfat yang dihasilkan berbentuk debu yang akan ditangkap oleh pengendap elektrostatik.
Padatan CaSO4 yang dihasilkan membuat bahan anti api atau untuk membuat semen.
Selain memiliki banyak dampak negatif, terutama bagi lingkungan, gas SO2 juga memiliki kegunaan. SO2 digunakan sebagai pemutih dan pembersih terutama untuk buah – buahan. SO2 sangat efektif dalam mebersihkan buah dan membunuh organisme yang dapat merusak buah.
SO2 memiliki bentukmolekul Vdengan sudut ikatan O = S O adalah 1190. Karena berikatan rangkap dua, panjang ikatan S – O pada SO2 lebih pendek dibandingkan jika ikatan S – O nya adalah tunggal.
2. Sulfur trioksida
Kebanyakan orang mungkin sering mendengan nama sulfur dioksida (SO2), tetapi sulfur punya oksida lain yang juga tidak kalah pentingegunaannya yaitu sulfur trioksida (SO3).
SO3 merupakan cairan tidak berwarna pada suhu ruangan. Pada wujud cair dan gas, mengandung campuran antara sulfur trioksida, SO3 dan trimernya, yaitu S3O9.
Cairan SO3 membeku pada suhu 16 0C membentuk kristal trisulfur nanooksida. SO3 merupakan asam yang sangat uat, bereaksi dengan air membentuk asam sulfat.
SO3(s) + H2O(l) ==> H2SO4(l)
Sifat oksida ini hanya sedikit yang diketahui karena umumnya sulfur membentuk oksida dengan bilangan oksidasi seperti pada SO2, bukan SO3.
Ketika cairan sulfur trioksida dididihkan maka akan terbentuk molekul gas SO3 dengan struktur planar. Sama seperti SO2, ikatan antara S = O pada sulfur trioksida juga pendek.
Sulfur dioksida (SO2) merupakan oksida sulfur yang umum, yang berbentuk gas tidak berwarna, kerapatannya tinggi, bersifat racun dan memiliki rasa yang asam. Karena bersifat racun, kadar SO2 yang diperbolehkan di udara adalah maksmum 5 ppm, tetapi tanaman akan sangat berdampak walaupun pada konsentrasi lebih rendah yaitu 1 ppm.
Rasa asam timbul ketika SO2 di udara bereaksi dengan air yang ada pada lidah membentuk asam lemah asam sulfit sesuai dengan reaksi berikut :
SO2(g) + H2O(l) <==> H2SO3(aq)
Gas SO2 sangat larut didalam air, tetapi seperti amonia dan karbon dioksida, hampir semua gas terlarut ada dalam bentuk molekul SO2. Hanya sebagian kecil saja dalam bentuk asam sulfit (H2SO3).
Untuk membuat gas SO2 di laboratorium, ditambahkan asam ke dalam larutan yang mengandung ion sulfit atau hidrogen sulfit. Produk yang dihasilkan adalah gas SO2 sesuai dengan persamaan reaksi berikut :
Dalam larutan yang mengandung ion sulfit
SO32-(aq) + 2 H+(aq) ==> H2O(l) + SO2(g)
Dalam larutan yang mengandung ion hidrogen sulfit.
HSO3-(aq) + H+(aq) ==> H2O(l) + SO2(g)
SO2 adalah salah satu dari sedikit gas yang dapat bertindak sebagai agen pereduksi, sedangkan dirinya sendiri dengan mudah teroksidasi menjadi ion sulfat.
Contoh :
SO2(g) + 2H¬2O(l) ==> SO42-(aq) + 4H+(aq) + 2e
Ketika pertama kali bumi memadat, SO2 dalam jumlah besar di produksi dari aktivitas letusan gunung berapi. Namun sekarang, jumlah SO2 di atomesfer sangat banyak. Pembakaran bahan bakar fosil adalah salah satu penyumbang terbesarnya karena hampir semua bahan bakr fosil mengandung senyawa-senyawa belerang.
Pada tahun 1950 – an, di London dihasilkan asap berwarna kuning yang merupakan gas SO2 yang dihasilkan dari pembakaran lampu yang menggunakan bahan bakar fosil. Gas ini menyebabkan kematian.
Sekarang-sekarang ini, selain dari asap kendaraan bermotor, pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energi untuk mnghasilkan listrik adalah salah satu sumber utama banyaknya SO2 di atomosfer bumi.
Minyak juga merupakan sumber banyaknya SO2 di udara. Minyak minyak dengan kualitas rendah dan harga murah ketika dibakar dapat menghasilkan gas SO2 dengan jumlah yang banyak. Hal ini akan membperburuk kualitas udara.
Sumber terakhir banyaknya SO2 di udara adalah dari proses pengolahan mineral yang mengandung belerang. Proses pengolhan mineral ini di banyak smelting menyebabkan belerangnya teroksidasi menjadi belerang dioksida yang lepas ke udara.
Dulu,untuk mengurangi masalah polusi udara oleh gas yang dihasilkan oleh pabrik adalah dengan membuat cerobong asap buangan lebih tinggi, sehingga SO2 yang dihasilkan bisa berlajan lebih jauh dari lingkungan parbik.
Seiring berjalannya waktu, SO2 yang ada di bagian atas atomsfer akan bereaksi dengan air membentuk asam sulfat yang merupakan asam yang lebih kuat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
SO2(g) + H2O(g) + “O” ==> H2SO4(aq)
Asam sulfat akan larut ke dalam air hujan dan turun sebagai peristiwa yang dikenal dengan hujan asam. Memang tidak terjadi di sekitar proses insudtri, tetapi dapat terjadi didaerah lain dan membahayakan orang.
Akhir – akhir ini para peneliti mempelajari bagaimana caranya mengurangi emisi gas SO2 pada proses industri. Salah satunya adalah dengan mengubah SO2 menjadi CaSO4.
Dalam prosesnya, bubuk kapur (kalsium karbonat) dicampur dengan bara. Batu baranya kemudian dibakar menghasilkan panas sekitar suhu 1000 0C. suhu ini cukup tinggi untuk mendekomposisikan kalsium karbonat sesuai dengan reaksi berikut :
CaCO3(s) ===> CaO(s) + CO2(g)
Kalsium oksida akan bereaksi dengan gas SO2 dan oksigen menghasilkan calsium sulfat.
2CaO(s) + 2SO2(g) + O2(g) ===> 2 CaSO4(s)
Kalsium sulfat yang dihasilkan berbentuk debu yang akan ditangkap oleh pengendap elektrostatik.
Padatan CaSO4 yang dihasilkan membuat bahan anti api atau untuk membuat semen.
Selain memiliki banyak dampak negatif, terutama bagi lingkungan, gas SO2 juga memiliki kegunaan. SO2 digunakan sebagai pemutih dan pembersih terutama untuk buah – buahan. SO2 sangat efektif dalam mebersihkan buah dan membunuh organisme yang dapat merusak buah.
SO2 memiliki bentukmolekul Vdengan sudut ikatan O = S O adalah 1190. Karena berikatan rangkap dua, panjang ikatan S – O pada SO2 lebih pendek dibandingkan jika ikatan S – O nya adalah tunggal.
2. Sulfur trioksida
Kebanyakan orang mungkin sering mendengan nama sulfur dioksida (SO2), tetapi sulfur punya oksida lain yang juga tidak kalah pentingegunaannya yaitu sulfur trioksida (SO3).
SO3 merupakan cairan tidak berwarna pada suhu ruangan. Pada wujud cair dan gas, mengandung campuran antara sulfur trioksida, SO3 dan trimernya, yaitu S3O9.
Cairan SO3 membeku pada suhu 16 0C membentuk kristal trisulfur nanooksida. SO3 merupakan asam yang sangat uat, bereaksi dengan air membentuk asam sulfat.
SO3(s) + H2O(l) ==> H2SO4(l)
Sifat oksida ini hanya sedikit yang diketahui karena umumnya sulfur membentuk oksida dengan bilangan oksidasi seperti pada SO2, bukan SO3.
Ketika cairan sulfur trioksida dididihkan maka akan terbentuk molekul gas SO3 dengan struktur planar. Sama seperti SO2, ikatan antara S = O pada sulfur trioksida juga pendek.
Posting Komentar untuk "Oksida – Oksida Belerang"