Materi IPA Kelas 9 SMP – Oogenesis
Apa itu Oogenesis?
Di artikel sebelumnya saya sudah pernah membuat proses spermatogenesis yaitu proses pembentukan gamet jantan. Nah kali ini kita akan membahas mengenai oogensis yaitu proses pembentukan gamet betina pada wanita.
Proses oogenesis bertujuan untuk mencipatakan atau memproduksi sel telur yang disebut dengan ova dan terjadi sepanjang hidup wanita (sampai umur tertentu). Sama seperti spermatogenesis, oogenesis melibatkan pembentukan sel seks haploid (jumlah kromosom ½ dari kromosom induk atau n) melalui proses pembelahan meiosis.
Oogenesis terjadi di ovarium betina. Ada beberapa perbedaan mendasar antara spermatogenesis dengan oogenesis yaitu sebagai berikut :
1. Waktu awal dimulai pembelahan meiosis
Pada spermatogenesis, meiosis dimulai saat laki – laki mencapai masa pubertas. Sedangkan pada oogenesis, pembelahan meiosis terjadi sebelum kelahiran wanita. Jadi wanita yang masih didalam kandungan/rahim sudah memulai proses pembelahan meiosis.
2. Waktu berakhir.
Spermatogenesis terjadi setelah masa pubertas dan berakhir saat laki – laki meninggal. Tetapi oogenesis bukanlah proses yang terjadi secara terus – menerus sepanjang umur wanita. Ketika sel telur wanita dibuahi, maka proses pembelahan meiosis pada wanita akan berhenti.
Wanita juga akan memsuki masa menopause dimana sel telur sudah tidak diproduksi lagi.
3. Hasil pembelahan meiosis.
Pembelahan meiosis sel induk pada oogenesis tidak simetris (tidak membagi sel sama besar sehingga ada materi genetik yang dibuang oleh sel telur ketika meiosis selesai) . Sementara pembelahan meiosis pada spermatogenesis simetris.
4. Oogenesis hanya menghasilkan satu buah sel telur dari hasil pembelahan meiosis yang haploid dan mengandung nutrisi dan zat lainnya yang dibutuhkan oleh sel untuk perkembangan awal. Sedangkan spermatogenesis menghasilkan 4 buah sel sperma dari hasil pembelahan meiosis.
Bagaimana Proses Oogenesis Terjadi?
Berikut adalah langkah – langkah yang terjadi saat proses Oogensis.
Oogenesis dimulai dengan pembentukan oosit primer dalam proses yang disebut dengan oositogenesis. Oosit primordial atau yang juga dikenal dengan oogonia akan bermigrasi melalui embrio dari epitel germinal untuk menjalani pembelahan mitosis menghasilkan oosit primer.
Oogonia ini merupakan sel telur yang belum matang dan terbentuk di ovarium sebelum kelahiran dan memiliki jumlah kromosom haploid (2n). Oosit primer yang terbentuk dari hasil pembelahan oogonium juga memiliki jumlah kromosom haploid (2n), sama seperti sel induk.
Kemudian oosit primer akan mengalami pembelahan meiosis tingkat I membentuk oosit sekunder. Oosit sekunder ini memiliki jumlah kromosom haploid. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pembelahan meiosis pada oogenesis tidak simetri sehingga hasil pembelahan meiosis tingkat I ini tidak menghasilkan 2 buah oosit sekunder, melainkan hanya satu sel telur yang hapoid dan yang lain disebut dengan badan polar.
Sel telur yang dihasilkan oleh pembelahan meiosis pada oogenesis berukuran realtif besar karena mengandung sitoplasma dalam jumlah yang besar, nutrisi dan organel – organel sel. Sedangkan badan polar hanya mengandung sejumlah kecil DNA dan sitoplasma. Badan polar ini seiring dengan waktu akan mengalami kerusakan.
Tidak sama dengan dengan spermatogenesis, yang oosit sekundernya akan mengalami pembelahan meiosis tingkat II secara langsung sehingga membentul sel – sel sperma, pada oogenesis, pembelahan mesiosis tingkat II pada oosit sekundernya hanya terjadi jika sel telur dibuahi oleh sel sperma.
Sekali lagi jika meiosis terjadi, maka akan dihasilkan satu buah sel telur yang haploid dan satu badan polar yang juga akan rusang seiring dengan waktu.
Di artikel sebelumnya saya sudah pernah membuat proses spermatogenesis yaitu proses pembentukan gamet jantan. Nah kali ini kita akan membahas mengenai oogensis yaitu proses pembentukan gamet betina pada wanita.
Proses oogenesis bertujuan untuk mencipatakan atau memproduksi sel telur yang disebut dengan ova dan terjadi sepanjang hidup wanita (sampai umur tertentu). Sama seperti spermatogenesis, oogenesis melibatkan pembentukan sel seks haploid (jumlah kromosom ½ dari kromosom induk atau n) melalui proses pembelahan meiosis.
Oogenesis terjadi di ovarium betina. Ada beberapa perbedaan mendasar antara spermatogenesis dengan oogenesis yaitu sebagai berikut :
1. Waktu awal dimulai pembelahan meiosis
Pada spermatogenesis, meiosis dimulai saat laki – laki mencapai masa pubertas. Sedangkan pada oogenesis, pembelahan meiosis terjadi sebelum kelahiran wanita. Jadi wanita yang masih didalam kandungan/rahim sudah memulai proses pembelahan meiosis.
2. Waktu berakhir.
Spermatogenesis terjadi setelah masa pubertas dan berakhir saat laki – laki meninggal. Tetapi oogenesis bukanlah proses yang terjadi secara terus – menerus sepanjang umur wanita. Ketika sel telur wanita dibuahi, maka proses pembelahan meiosis pada wanita akan berhenti.
Wanita juga akan memsuki masa menopause dimana sel telur sudah tidak diproduksi lagi.
3. Hasil pembelahan meiosis.
Pembelahan meiosis sel induk pada oogenesis tidak simetris (tidak membagi sel sama besar sehingga ada materi genetik yang dibuang oleh sel telur ketika meiosis selesai) . Sementara pembelahan meiosis pada spermatogenesis simetris.
4. Oogenesis hanya menghasilkan satu buah sel telur dari hasil pembelahan meiosis yang haploid dan mengandung nutrisi dan zat lainnya yang dibutuhkan oleh sel untuk perkembangan awal. Sedangkan spermatogenesis menghasilkan 4 buah sel sperma dari hasil pembelahan meiosis.
Bagaimana Proses Oogenesis Terjadi?
Berikut adalah langkah – langkah yang terjadi saat proses Oogensis.
Oogenesis dimulai dengan pembentukan oosit primer dalam proses yang disebut dengan oositogenesis. Oosit primordial atau yang juga dikenal dengan oogonia akan bermigrasi melalui embrio dari epitel germinal untuk menjalani pembelahan mitosis menghasilkan oosit primer.
Oogonia ini merupakan sel telur yang belum matang dan terbentuk di ovarium sebelum kelahiran dan memiliki jumlah kromosom haploid (2n). Oosit primer yang terbentuk dari hasil pembelahan oogonium juga memiliki jumlah kromosom haploid (2n), sama seperti sel induk.
Kemudian oosit primer akan mengalami pembelahan meiosis tingkat I membentuk oosit sekunder. Oosit sekunder ini memiliki jumlah kromosom haploid. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pembelahan meiosis pada oogenesis tidak simetri sehingga hasil pembelahan meiosis tingkat I ini tidak menghasilkan 2 buah oosit sekunder, melainkan hanya satu sel telur yang hapoid dan yang lain disebut dengan badan polar.
Sel telur yang dihasilkan oleh pembelahan meiosis pada oogenesis berukuran realtif besar karena mengandung sitoplasma dalam jumlah yang besar, nutrisi dan organel – organel sel. Sedangkan badan polar hanya mengandung sejumlah kecil DNA dan sitoplasma. Badan polar ini seiring dengan waktu akan mengalami kerusakan.
Tidak sama dengan dengan spermatogenesis, yang oosit sekundernya akan mengalami pembelahan meiosis tingkat II secara langsung sehingga membentul sel – sel sperma, pada oogenesis, pembelahan mesiosis tingkat II pada oosit sekundernya hanya terjadi jika sel telur dibuahi oleh sel sperma.
Sekali lagi jika meiosis terjadi, maka akan dihasilkan satu buah sel telur yang haploid dan satu badan polar yang juga akan rusang seiring dengan waktu.
Posting Komentar untuk "Materi IPA Kelas 9 SMP – Oogenesis"