Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menentukan Campuran Asam Basa Yang Dapat Membentuk Garam Yang Mengalami Hidrolisis Dengan Sifat Tertentu

Sebelumnya, kita pernah membahas tentang cara menentukan apakah suatu garam mengalami hidrolisis atau tidak, menulis reaksi hidrolisis yang dialami oleh suatu garam serta menentukan sifat asam – basanya. Sebagaimana yanf telah kamu ketahui bahwa garam dihasilkan dari reaksi antara asam dan basa. Ada 4 jenis garam yang kita kenal, dan diantaranya ada yang tidak terhidrolisis, hanya mengalami hidrolisi sebagian dan yang lain mengalami hidrolisis total.

Pada artikel kali ini, kita akan mempelajari bagaimana cara menentukan campuran asam basa mana yang dapat membentuk garam yang mengalami hidrolisis, jenis hidrolisis yang terjadi serta sifat dari garam yang terbentuk. Karena berhubungan dengan campuran asam basa, maka pembahasan kali ini juga akan melibatkan stoikiometri reaksi.


Kriteria Campuran Asam – Basa Yang Dapat Membentuk Garam Yang Mengalami Hidrolisis

Jika kita mencampurkan laturan asam dengan volume dan konsentrasi tertentu dengan larutan basa yang juga punya konsentrasi tertentu pula, maka ada syarat yang harus dipenuhi agar di dalam campuran hanya ada garam yang mengalami hidrolisis. Syarat tersebut yaitu kedua pereaksi (asam dan basanya) habis/tepat bereaksi.


Jika pada akhir reaksi ada pereaksi yang bersisa, maka kita tidak bisa menggunakan konsep hidrolisis untuk menentukan pH dari campuran tersebut. Oleh karena itulah, kita perlu membuat stoikiometri reaksi untuk mengecek apakah seluruh pereaksi di dalam campuran tersebut habis bereaksi atau tidak.


Agar kamu lebih paham, perhatikan pembahasan contoh soal berikut.


Contoh Soal Tentang Cara Menentukan Campuran asam - Basa Yang Dapat Membentuk Garam Yang Mengalami Hidrolisis Dengan Sifat Tertentu

Contoh Soal 1

Periksalah manakah diantara campuran berikut yang dapat membentuk garam yang mengalami hidrolisis!

1. 100 mL HBr 0,1 M + 100 mL KOH 0,1 M

2. 100 mL HBr 0,1 M + 100 mL NH4OH 0,2 M

3. 100 mL CH3COOH 0,2 M + 100 Ba(OH)2 0,1 M


Pembahasan:

Campuran 1 = 100 mL HBr 0,1 M + 100 mL KOH 0,1 M

HBr adalah AK dan KOH adalah BK. Campuran ini akan menghasilkan garam yang tidak mengalami hidrolisis. Jadi, tidak perlu dicek menggunakan stoikimetri reaksi. Garam yang dihasilkan bersifat netral.


Campuran 2 = 100 mL HBr 0,1 M + 100 mL NH4OH 0,2 M

Campuran HBr (AK) dan NH4OH (BL) mungkin dapat menghasilkan garam yang mengalami hidrolisis, asalkan kedua pereaksi habis bereaksi.

Mol HBr = 100 mL x 0,1 M = 10 mmol

Mol NH4OH = 100 mL x 0,2 M = 20 mmol


Reaksi yang terjadi:

HBr + NH4OH ==> NH4Br + H2O

M 10       20 -     -

R 10       10 10    10

S -       10 10    10


Nah, ternyata dari stoikiometri yang telah ditulis diatas, dikethaui bahwa pada akhir reaksi ada BL (pereaksi) yang bersisa. Campuran ini tidak memnuhi syarat campuran yang dapat membentuk garam yang mengalami hidrolisis. Campuran ini membentuk larutan penyangga bersifat basa.


Campuran 3 = 100 mL CH3COOH 0,2 M + 100 mL Ba(OH)2 0,1 M

Campuran CH3COOH (AL) dan Ba(OH)2 (BK) mungkin dapat membentuk garam yang mengalami hidrolisis asalkan seluruh pereaksi habis bereaksi.

Mol CH3COOH = 100 mL x 0,2 M = 20 mmol

Mol Ba(OH)2 = 100 mL x 0,1 M = 100 mmol


Rekasi yang terjadi:

2CH3COOH + Ba(OH)2 ==> Ba(CH3COO)2 + 2H2O

M 20 mmol        10 mmol                  -                        -

R 20 mmol        10 mmol           10 mmol              20 mmol

S -                             -                10 mmol              20 mmol


Dari stoikimetri reaksi diatas dapat kalian lihat bahwa seluruh pereaksi pada akhir reaksi habis bereaksi sehingga di dalam campuran hanya terdapat garam Ba(CH3COO)2 dan air. karena merupakan garam AL + BK, maka garam ini dapat mengalami hidrolisis parsial. Reaksi hidrolisisnya yaitu sebagai berikut.


Ba(CH3COO)2 ==> Ba^2+ + 2CH3COO-

Ba^2+ + H2O ==> tidak bereaksi

CH3COO- + H2O ==> CH3COOH + OH-


Pada reaksi hidrolisis diatas dihasilkan ion OH- yang menandakan bahwa campuran asam basa tersebut dapat membentuk garam yang larutannya bersifat basa.


Nah, dari tiga contoh soal diatas, tentunya kalian sudah mulai mengerti cara menentukan campuran asam – basa mana yang dapat membentuk garam yang mengalami hidrolisis.


Agar kalian semakin paham, mari kita bahas beberapa contoh soal lagi sebagai berikut.


Contoh Soal 2

Diketahui beberapa campuran sebagai berikut

1. 50 mL KOH 0,2 M + 50 mL HCl 0,2 M

2. 50 mL NH4OH 0,1 M + 50 mL HNO3 0,2 M

3. 50 mL Ca(OH)2 0,2 M + 50 mL H2S 0,2 M

4. 50 mL Fe(OH)2 0,1 M + 50 mL H2SO4 0,1 M

5. 50 mL NH4OH 0,2 M + 50 mL HF 0,2 M

Diantara campuran diatas yang dapat menghasilkan garam yang mengalami hidrolsis parsial dan dapat memerahkan lakmus biru ditunjukkan oleh nomor…….

A. 1

B. 2

C. 3

D. 4

E. 5


Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengeliminasi pilihan jawaban yang tidak mungkin benat.


Campuran 1 adalah campuran AK + BK. Jika seandainya kedua pereaksi habis bereaksi, maka yang dihasilkan adalah garam yang tidak mengalami hidrolisis. Oleh karena itu, campuran 1 adalah jawaban yang tidak mungkin untuk soal ini.


Campuran 5 yang merupakan campuran antara BL dan AL juga tidak akan membentuk garam yang mengalami hidrolisis parsial. Garam yang dibentuk oleh reaksi asam – basa jenis ini adalah garam yang mengalmi hidrolisis total.


Pada soal yang diminta adalah garam yang mengalami hidrolsis parsial dan bersifat asam. Garam yang mengalami hidrolisis parsial dan bersifat asam (memerahkan lakmus biru) adalah garam AK + BL (campuran 2 atau 4). Sedangkan, campuran 3 yaitu campuran natara BK + AL, jika kedua pereaksi habis bereaksi, maka garam yang dibentuk mengalami hidrolisis parsial tetapi bersifat basa. Jadi, kita bisa eliminasi campuran nomor 3 ini.


Jadi, kemungkinan jawaban untuk soal nomor 2 ini adalah B atau D. 


Campuran 2 = 50 mL NH4OH 0,1 M + 50 mL HNO3 0,2 M

Mol NH4OH = 50 mL x 0,1 M = 5 mmol

Mol HNO3 = 50 ml x 0,2 M = 10 mmol


Reaksi yang terjadi:

NH4OH + HNO3 ==> NH4NO3 + H2O

M 5 mmol     10 mmol            -              -

R 5 mmol     5 mmol          5 mmol    5 mmol

S -                5 mmol          5 mmol    5 mmol


Pada akhir reaksi ternyata masih ada sisa HNO3 sebanyak 5 mmol. Campuran ini tidak dapat membentuk garam yang mengalami hidrolsis parsial karena tidak membeuhi syarat yang telah disebutkan sebelumnya.


Campuran 3 = 50 mL Fe(OH)2 0,1 M + 50 mL H2SO4 0,1 M

Mol Fe(OH)2 = 50 mL x 0,1 M = 5 mmol

Mol H2SO4 = 50 mL x 0,1 M = 5 mmol


Reaksi yang terjadi:

Fe(OH)2 + H2SO4 ==> FeSO4 + 2H2O

M 5 mmol       5 mmol            -             -

R 5 mmol       5 mmol        5 mmol   10 mmol

R              -                  -         5 mmol    10 mmol


Nah, karena kedua pereaksi habis bereaksi, maka yang tersisa di dalam campuran adalah garam dan air. Garam inilah yang dapat mengalami hidrolsis parsial. Reaksi hidrolsisnya adalah sebagai berikut:

FeSO4 ==> Fe^2+ + SO4^2-

Fe^2+ + 2H2O ==> Fe(OH)2 + 2H+

SO4^2- + 2H2O ==> tidak bereaksi


Karena dihasilkan H+ dari reaksi hidrolisis garamnya, maka garam tersebut bersifat asam.


Jadi, campuran yang dapat membentuk garam yang mengalami hidrolisis parsial dan bersifat asam adalah campuran yang nomor 4.


Kunci Jawaban: D


Contoh Soal 3

Jika campuran asam dan basa dibawah ini tepat habis bereaksi, maka campuran yang menghasilkan garam yang terhidrolisis parsial dan bersifat basa adalah……..

A. HF dan NaOH

B. HNO3 dan Ca(OH)2

C. HI dan KOH

D. NH4OH dan HClO4

E. NH3 dan HNO2


Pembahasan:

Campuran asam basa yang dapat membentuk garam yang mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa adalah campuran AL + BK.

HF + NaOH = AL + BK

HNO3 + Ca(OH)2 = AK + BK

HO + KOH = Ak + BK

NH4OH + HClO4 = AK + BL

NH3 + HNO2 = AL + BL

Campuran tersebut adalah campuran antara HF dan NaOH.


Kunci Jawaban: A


Contoh Soal 4

Diketahui campuran sebagai berikut: 100 mL NH4OH 0,1 M dan 100 mL HNO2 0,1 M. Jika Ka HNO2 > Kb NH4OH, maka pernyatakan berikut ini yang tidak benar mengenai campuran terasebut adalah……..

A. Campuran menghasilkan garam yang mengalami hidrolisis sempurna

B. Campuran dapat memerahkan lakmus biru

C. Hanya salah satu ion dari garam yang dihasilkan yang mengalami hidrolsis

D. Campuran memiliki pH < 7

E. Salah satu reaksi hidrolisisnya adalah NO2^- + H2O ==> HNO2 + OH-


Pembahasan:

Campuran 100 mL NH4OH 0,1 M dan 100 mL HNO2 0,1 M

Mol NH4OH (BL) – 10 mmol

Mol HNO2 (AL) = 10 mmol


Reaksi yang terjadi:

NH4OH + HNO2 ==> NH4NO2 + H2O

M 10 mmol    10 mmol            -              -

R 10 mmol    10 mmol      10 mmol   10 mmol

S -                      -              10 mmol    10 mmol


Kedua pereaksi habis bereaksi = membentuk garam yang mengalami hidrolsis sempurna karena garam tersebut adalah garam AL + BL (pernyataan A benar).


Reaksi hidrolsis yang terjadi:

NH4NO2 ==> NH4+ + NO2-

NH4+ + H2O ==> NH4OH + H+

NO2- + H2O ==> HNO2 + OH- (pernyataan E benar, pernyataan C salah)


Karena dari reaksi hidrolisis garam dihasilkan H+ maupun OH-, maka sifat dari campuran ditentukan oleh perbandingan harga Ka dan Kb-nya. Karena Ka > Kb, maka garam tersebut bersifat asam dengan pH < 7 (pernyataan B dan D benar). Zat yang bersifat asam dapat memerahkan lakmus biru.


Jadi, pernyataan yang tidak benar berkaitan dengan campuran tersebut adalah pernyataan C.


Kunci Jawaban: C


Nah, lengkap sudah pembahasan kita mengenai campuran asam basa yang dapat membentuk garam yang mengalami hidrolsis dengan sifat tertentu. Semoga , pembahasan contoh – contoh soal diatas dapat meningkatkan pemahaman kamu mengenai materi ini dan membatu kamu belajar lebih mudah di sekolah.

Posting Komentar untuk "Menentukan Campuran Asam Basa Yang Dapat Membentuk Garam Yang Mengalami Hidrolisis Dengan Sifat Tertentu"